Assalamu’alikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh

SMP Negeri 10 Lahat – Tabligh Akbar Masjid Al-Muttaqin Lahat
Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Macam_Macam Thaharah
Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al_Qahthani dalam kitab Thuhuru Al_Muslimi fi Dhau’i Al_Kitabi wa As_Sunnati Mafhumun wa Fadhailu wa Adabun wa Ahkamun mengatakan bahwa thaharah terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Thaharah Lahir
Thaharah lahir adalah thaharah dari kotoran yang berupa hadats dan najis. Thaharah lahir juga merupakan salah satu dari cabang keimanan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersuci (kebersihan) adalah cabang dari keimanan.” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Muslim]
Thaharah lahir dilakukan dengan cara-cara yang telah ditentukan oleh Allah, yaitu berwudhu, mandi, dan tayamum bila tidak ada air, serta dengan membersihkan najis dari badan, pakaian, dan tempat shalat.
2. Thaharah Batin
Thaharah batin adalah thaharah dari kesyirikan dan kemaksiatan, yaitu dengan cara menegakkan ketauhidan dan melakukan amal-amal shalih. Thaharah batin lebih penting daripada thaharah lahir. Bahkan, thaharah lahir tidak bisa terwujud kalau masih ada kotoran batin, yaitu syirik yang masih menempel pada tubuh seseorang. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, Maka janganlah mereka mendekati Masjidil haram sesudah tahun ini. dan jika kamu khawatir menjadi miskin, Maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karunia_Nya, jika dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. [QS. At_Taubah (9): 28]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang-orang beriman itu tidak najis.” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Al_Bukhari dan Muslim]
Berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas, maka wajib bagi setiap orang Islam membersihkan dirinya dari kotoran kesyirikan dan kotoran ragu-ragu dalam beriman. Caranya, dengan selalu bersikap ikhlash, menegakkan tauhid dan yakin dalam keimanan; juga dengan membersihkan dirinya dari kotoran-kotoran maksiat dan prilaku-prilaku tercela lainnya. Kotoran-kotoran tersebut juga bisa kita bersihkan dengan cara bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada Allah dari semua dosa dan maksiat.
makasih ya atas informasinya…
semoga saya dapat nilai yang bagus…