Assalamu’alikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh

MABIT Wada’ Kelas 9 Masjid Darussalam Selawi
Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Tata Cara Berwudhu’
Tata cara wudhu’ secara lengkap meliputi yang wajib dan sunnah adalah sebagai berikut:
a. Berniat dalam hati. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya.” [HR. Al_Bukhari dan Muslim]
Niat tidak boleh dilafazhkan dengan lisan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melakukannya. Disamping itu, Allah mengetahui apa yang dibisikan oleh hati seseorang, sehingga tidak perlu niat tersebut diucapkan.
b. Membaca bismillah. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak dipandang shalat orang yang shalat dengan tidak berwudhu’, tidak dipandang berwudhu’ orang yang berwudhu’ dengan tidak menyebut nama Allah.” [Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, dan lainnya. Hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al_Albani karena banyak jalur periwayatannya dan karena ada beberapa hadits yang mendukungnya sebagaimana disebutkan dalam kitab Irwa’ Ghalil hadits no. 81]
c. Membasuh kedua tangan 3 kali. Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu dan Humran dari Utsman radhiyallahu ‘anhu..
d. Berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung dengan tapak tangan kanan, kemudian mengeluarkannya kembali dengan tangan kiri. Ini dilakukan sebanyak 3 kali berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid. [HR. Al_Bukhari dan Muslim]
Kita dianjurkan berwudhu’ secara sempurna. Bila tidak sedang berpuasa kita dianjurkan bersungguh-sungguh memasukkan air ke hidung, lalu menghem-buskannya kembali. Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Laqith bin Shabrah radhiyallahu’ahu. [Hadits ini diriwayatkan oleh Ashhabus Sunan Al_Arba’ah (Empat orang imam pengarang kitab sunan) dan Ibnu Khuzaimah. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al_Albani dalam kitab Shahih Abi Dawud (I/29) hadits no. 129]
Kita juga dianjurkan bersiwak. Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ;’anhu. [Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al_Bukhari yang disyarah dalam kitab Fathul Bari (IV/158) secara mu’allaq dengan lafazh jazm (meyakinkan)]
e. Membasuh muka 3 kali. Batasan muka adalah menyamping dari telinga kanan hingga telinga kiri, lalu dari atas mulai tempat tumbuhnya rambut di dahi hingga janggut, termasuk jenggot. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu dan Humran dari Utsman radhiyallahu ‘anhu.
Kita membasuh muka kita juga membasuh jenggot. Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. [HR. At_Tirmidzi dari Utsman, yang dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah]
f. Membasuh tangan kanan 3 kali, dimulai dari ujung-ujung jari hingga siku, menggosok-gosok lengan, membasuh siku, dan membersihkan sela-sela jari-jemari. Setelah selesai membasuh tangan kanan, dilanjutkan membasuh tangan kiri sebagaimana yang dilakukan pada tangan kanan.
g. Membasuh kepala 1 kali, dimulai dengan membasahi kedua tapak tangan dengan air, lalu membasahi kepala bagian depan, kemudian menarik tangan ke belakang hingga kepala bagian belakang, kemudian menariknya kembali ke kepala bagian depan. Setelah itu dilanjutkan dengan memasukkan jari telunjuk ke lubang telinga, sedangan ibu jari menggosok telinga bagian luar.
[Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan An_Nasai dari Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah dan dinilai hasan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al_Albani dalam kitab Shahih Abi Dawud hadits no. 123. Hadits ini juga diriwayatkan oleh At_Tirmidzi, Ibnu Majah, dan An_Nasai dari Abdullah bin Abbas yang dinilai shahih oleh Al_Albani dalam kitab Al_Irwa’ Ghalil (I/129) hadits no. 90]
h. Membasuh kaki dimulai dengan membasuh ujung-ujung jari sampai mata kaki, mencuci mata kaki, dan membersihkan sela-sela jari kaki. Setelah selesai membasuh kaki kanan, dilanjutkan membasuh kaki kiri sebagaimana yang dilakukan pada kaki kanan.
i. Selesai berwudhu’ membaca: “Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Allah yanjg tidak ada sekutu baginya dan saya bersaksi pula bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan_Nya. Wahai Allah, jadikanlah saya termasuk orang-orang yang bertaubat. Wahai Allah,jadikanlah saya termasuk orang-orang yang mensucikan diri.[1] Mahasuci Engkau, wahai Allah. Dengan memuji_Mu saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang layak disembah selain Engkau dan saya memohon ampun serta bertaubat kepada_Mu.” [Hadits ini diriwayatkan oleh An_Nasai dalam kitab ‘Amal Al_Yaum wa Al_Lailah, hal. 173 hadits no. 81. Lihat kitab Al_Irwa’ Ghalil karya Al_Albani (I/206 dan II/94)]
Ini benar bapak menelitinya langsung dari kitab-kitab sumber (semisal: Shahih Bukhari, Muslim, Sunan Abu Dawud, dll), atau hanya menyalin kembali dari kitab fiqh pak? kalau hanya menyalin, alangkah baiknya bila bapak menyebutkan sumber referensinya, agar tidak dikira orang lain bahwa bapak menelitinya langsung dari kitab-kitab induk tersebut. Baarakallaahu fiikum
Bukan pak, tulisan di atas saya salin dan rangkum dari beberapa kitab fiqih yang membahas tentang tata cara wudhu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti Kitab Shahih Fiqih Sunnah karya Syaikh Abu Malik Kamil As-Sayyid Salim.
Makasih atas kunjungan, komentar dan nasihatnya.