Sifat-Sifat Muadzin

Writed by:  Hafiz Muthoharoh, S.Pd.I

Sifat-Sifat Muadzin

1.  Hanya mengharapkan wajah Allah semata, dan tidak mengambil upah dari adzan dan iqamah yang dikumandangkannya. Karena tidak boleh mengambil upah dari amal ketaatan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Utsman bin Abi Al_’Ash, “Angkatlah seorang muadzin yang tidak meminta upah atas adzannya.” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud, An_Nasa’i, At_Tirmidzi, dan Ibnu Majah]

Apabila sukarelawan adzan tidak ada, maka Imam (pemerintah) boleh menggaji dari Baitul Mal kepada orang yang melakukan tugas tersebut, karena kaum muslimin sangat membutuhkannya.

2.  Orang yang adil dan bisa dipercaya. Karena muadzin adalah orang diberi amanat. Yakni yang dapat dipercaya dalam menjaga waktu-waktu shalat, dan dapat dipercaya bahwa ia mampu menjaga pandangannya dari melihat aurat orang lain. Adzan seorang fasiq hukumnya makruh tetapi tepat sah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memilih pendapat tidak sahnya adzan yang dikumandangkan orang yang jelas kefasikkannya, karena bertentangan dengan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. [Lihat Kitab Al_Mawahib (I/436); Al_Mughni (I/413); dan Al_Ikhtiyaraat, hal. 37]

3.  Memiliki suara yang bagus. Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abdullah bin Zaid, “Pergilah dan ajarkan apa yang telah kamu lihat (dalam mimpi) kepada Bilal, karena ia memiliki suara yang lebih baik daripada suaramu.” [Hadits hasan, diriwayatkan oleh Abu Dawud, At_Tirmidzi, Ibnu Majah, dan lain-lain]

Muadzin juga boleh menggunakan sound system untuk memperbagus dan mengeraskan suaranya. Tetapi makruh hukumnya meliuk-liukkan dan menyanyikan adzan.

4.  Mengetahui kapan masuknya waktu shalat, agar muadzin dapat mengu-mandangkan adzan tepat pada awal waktu dan terhindar dari kesalahan. Akan tetapi seseorang yang tidak mengetahui kapan masuknya waktu dengan dirinya sendiri – seperti orang yang buta – tetap dibolehkan untuk mengumandangkan adzan jika ada orang yang memberitahukannya. Ibnu Ummi Maktum radhiyallahu ‘anhu – seorang yang buta – tidaklah mengumandangkan adzan kecuali setelah dikatakan kepadanya, “Shubuh, Shubuh.”

1 Comment

  1. Ping balik: Adzan dan Iqamah | Welcome to my wordpress

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s