Beberapa Kesalahan dan Bid’ah dalam Adzan dan Iqamah

Writed by:  Hafiz Muthoharoh, S.Pd.I

Beberapa Kesalahan dan Bid’ah dalam Adzan dan Iqamah

Adzan dan iqamah adalah ibadah, maka harus berdasarkan nash yang ada. Tidak boleh menetapkan hukum dalam adzan dan iqamah kecuali yang telah disyariat-kan oleh Allah dan Rasul_Nya. Telah tersebar di masyarakat kita kekeliruan dan kebid’ahan yang berkaitan dengan adzan dan iqamah. Di sini penulis akan menyebutkan hal-hal itu secara singkat.

1. Kesalahan-kesalahan para muadzin

  1. Melagukan dan meliuk-liukkan suara secara berlebihan dalam adzan.
  2. Menambah kata sayyidina ketika bersyahadat dalam adzan.
  3. Mengenakan selempang, bertasbih, dan lain-lain sebelum mengumandangkan adzan.
  4. Menjahrkan (mengeraskan) shalawat Nabi setelah adzan.
  5. Tidak melaksanakan sunnah-sunnah adzan yang telah disebutkan di atas.
  6. Tidak mengumandangkan adzan pada awal shalat shubuh dan tidak mengucapkan ­tatswib (mengucapkan ash_shalatu khoirum minan naum) pada adzan tersebut.

2. Kesalahan-kesalahan para pendengar adzan

  1. Tidak melaksanakan sunnah-sunnah yang telah disebutkan di atas.
  2. Ucapan mereka: Allahu a’zham wal ‘izzatu lillah ketika mendengar muadzin mengumandangkan takbir.
  3. Sebagian mereka ada yang bersumpah dengan hak adzan.
  4. Sebagian mereka memberi tambahan pada doa setelah adzan: wad darajatal ‘aliyatar rafi’ah dan innaka la tukhliful mi’ad.
  5. Mereka mendahului muadzin dengan ucapan: la ilaaha illallah ketika muadzin mengucapkan takbir yang terakhir.

3. Kesalahan-kesalahan ketika iqamah shalat dikumandangkan

  1. Tidak menjawab iqamah.
  2. Ketika orang yang beriqamah mengucapkan: qad qamatish shalah dijawab dengan: aqamahallah wa adamaha.
  3. Ucapan mereka setelah iqamah selesai dikumandangkan: Allahumma ahsin wuqufana baina yadaika.

5 Comments

  1. Syukron atas masukannya, kalo untuk sumbernya: ana ambil dari kitab Shahih Fiqih Sunnah karya Syaikh Abu Malik Kamal As-Sayyid Salim dan pendalilannya (khusus hadits) sudah ditakhrij (teliti) oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dan Syaikh Abdul ‘Aziz. Oleh karena itu, insya Allah dalil hadits yang digunakan adalah hadits-hadits shahih dan sesuai pendapat para salafush shalih.

    Saran ana: kalo antum belum punya kitab fiqih itu kudu buruan beli coz itu kitab mennggunakan metodologi yang jelas tidak seperti kebanyakan kitab fiqih pada umumnya. :-)ws

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s