Writed by: Hafiz Muthoharoh, S.Pd.I
Dibolehkan Shalat Tathawwu’ Sambil Berkendaraan
Allah Ta’ala berfirman,
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. . [QS. Al_Baqa rah (2): 115]
Sah melakukan shalat sunnah sambil berkendaraan, baik itu hewan tunggangan, pesawat terbang, mobil, perahu, dan berbagai jenis kendaraan lainnya. Adapun shalat wajib, maka harus dilakukan dengan turun terlebih dahulu, kecuali bila tidak mampu. Hal ini berdasarkan hadits Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa shalat dalam perjalanannya di atas kendaraan, kemana saja kendaraan itu menghadap, kecuali shalat wajib. Beliau juga melakukan shalat witir di atas kendaraan.” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Al_Bukhari dan Muslim]
Dianjurkan menghadap kiblat ketika mengucapkan takbiratul ihram. Berdasarkan hadits Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila bepergian, lalu ingin melakukan shalat sunnah, maka beliau menghadapkan untanya ke arah kiblat lalu bertakbir, kemudian beliau shalat ke manapun binatang itu menghadap. [Hadits hasan, diriwayatkan oleh Abu Daud no. 1225, hadits ini dihasankan oleh Ibnu Hajar dalam kitab Bulughul Maram no. 228]
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz mengatakan bahwa apabila hal di atas tidak dilakukan, maka shalatnya tetap sah menurut pendapat yang paling kuat. [Lihat Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al_Qahthani dalam kitab Shalatut Tathawwu’ Mafhum wa Fadhailu wa Aqsam wa Anwa’ wa Adab fi Dhau’i Al_Kitabi wa As_Sunnati, hal. 13]
SMP Negeri 6 Lahat 