Marhaban Yaa Ramadhan

Khuthbah berikut ini adalah sepenggal isi khuthbah yang akan saya sampaikan pada hari Jum’at tanggal 06 Agustus 2010 nanti di masjid Nurussalam Perumnas III Blok. C Kabupaten Lahat dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1431 H. Akan tetapi, karena ada informasi dari Sekretariat Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang bahwa akan dilaksanakan masa orientasi mahasiswa baru tanggal 05-07 Agustus 2010 kemudian dilanjutkan kuliah perdana tanggal 10 Agustus 2010, membuat saya tidak bisa merealisasikan keinginan ini. Adapun untuk mengobati sedikit kerinduan ini saya postingkan saya isi khuthbah tersebut di blog kami ini. Semoga Bermanfaat !

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Melalui momentum yang berharga ini, marilah kita menjadikan hari-hari menjelang bulan suci Ramadhan 1431 H sebagai langkah awal untuk senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Ta’ala. Dengan cara mengerjakan segala perintah_ Nya, sesuai dengan tata cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta menjauhi segala larangan_Nya. Di samping itu, marilah kita bersyukur kepada Allah Ta’ala atas semua rahmat, nikmat, dan taufiq serta hidayah_Nya yang telah diberikan kepada kita, sehingga kita bisa menyempatkan diri untuk mengerjakan salah satu perintah dan sunnah Rasul_Nya, yaitu shalat Jum’at sebagaimana yang akan kita lakukan bersama siang hari ini. Semoga apa yang telah kita lakukan dan yang akan kita lakukan diridhai serta mendapat ganjaran yang sesuai di sisi Allah Ta’ala. Aamiin ya rabbal ‘aalamiin

Kemudian, marilah kita haturkan shalawat dan salam atas junjungan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keluarga serta sahabat_sahabat beliau. Dan mudah_mudahan terlimpahkan juga kepada mereka yang mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, khususnya kepada kita dan para pemimpin kita serta kaum muslimin dan muslimat seluruhnya di mana saja mereka berada sampai datang hari Kiamat. Aamiin ya rabbal ‘aalamiin

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Adapun judul khuthbah Jum’at hari ini adalah “ Marhaban Yaa Ramadhan.” Ya, kalimat inilah yang banyak keluar dari lisan-lisan kaum muslimin dan muslimat di seluruh dunia dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Akan tetapi, yang perlu kita pahami bersama bahwa menyambut bulan suci Ramadhan tentunya adalah bagaimana kita merancang langkah-langkah strategis dalam mengisi bulan suci Ramadhan agar mampu menghasilkan nilai-nilai positif danhikmah-hikmah yang dikandungnya.

Seluruh umat Islam kini menyerukan “ Marhaban Yaa Ramadhan,” “ Marhaban Yaa Ramadhan,” selamat datang Ramadhan, selamat datang Ramadhan. Di masjid-masjid, mushalla, koran-koran, stasiun televisi dan radio serta berbagai mailing list, ungkapan “ Marhaban Yaa Ramadhan,” selamat datang Ramadhan tampil dengan berbagai ekspresi yang variatif.

Setiap media telah siap dengan sederetan agendanya masing-masing. Ada rasa gembira, kekhusyu’an, harapan, semangat dan nuansa spritualitas lainnya yangan sarat makna untuk diekspresikan. Itulah Ramadhan, bulan yang tahun lalu kita lepas kepergiannya dengan linangan air mata, kini akan datang kembali.

Sejumlah nilai-nilai dan hikmah-hikmah yang terkandung dalam ibadah puasa pun marak dikaji dan dikembangkan. Ada nilai sosial, perdamaian, kemanusian, semangat gotong royong, solidaritas, kebersamaan, persahabatan dan semangat prularisme. Ada pula manfaat lahiriyah seperti: pemulihan kesehatan (terutama pencernaan dan metabolisme), peningkatan intelektual, kemesraan dan keharmonisan keluarga, kasih sayang, pengelolaan hawa nafsu dan penyempurnaan nilai kepribadian lainnya. Ada lagi aspek spritualitas: puasa untuk peningkatan kecerdasan spritual, ketaqwaan dan penjernihan hati nurani dalam berdialog dengan Al_Khaliq. Semuanya adalah nilai-nilai positif yang terkandung dalam puasa yang selayaknya tidak hanya kita pahami sebagai wacana yang memenuhi intelektualitas kita, namun lebih menuntut implementasi dan penghayatan dalam setiap aspek kehidupan kita.

Selain itu, yang penting dalam menyambut bulan suci Ramadhan tentunya adalah bagaimana kita merancang langkah strategis dalam mengisi bulan suci Ramadhan agar mampu menghasilkan nilai-nilai positif dan hikmah-hikmah yang dikandungnya. Dengan demikian, bukan hanya melulu memikirkan menu untuk berbuka puasa dan sahur saja. Akan tetapi, kita sangat perlu menyusun menu rohani dan ibadah kita. Kalau direnungkan tentang kebiasaan umat Islam sekarang ini tentang menu buka dan sahur jauh lebih mewah dibandingkan dengan makanan kesehariannya. Tentunya, kita harus menyusun menu ibadah di bulan suci Ramadhan ini dengan kualitas yang lebih baik dari pada hari-hari biasa. Dengan begitu kita benar-benar dapat merayakan kegembiraan bulan kemenangan ini dengan lebih mumpuni.

Ramadhan adalah bulan penyemangat. Bulan yang mengisi kembali jiwa setiap muslim. Ramadhan sebagai “ Syahrul Ibadah ” harus kita maknai dengan semangat pengamalan ibadah yang sempurna. Ramadhan sebagai “Syahrul Fath“ (bulan kemenangan) harus kita maknai dengan kebaikan atas segala keburukan. Ramadhan sebagai “ Syahrul Huda “ (bulan petunjuk) harus kita implementasi-kan dengan semangat mengajak kepada jalan yang benar, kepada ajaran Alquran dan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ramadhan sebagai “ Syahrus Salam “ (bulan kedamaian) maka harus kita maknai dengan mempromosikan perdamaian dan keteduhan. Ramadhan sebagai “ Syahrul Jihad “ (bulan perjuangan), maka kita harus merealisasikan dengan perjuangan menentang kedzaliman dan ketidakadilan di muka bumi ini. Dan Ramadhan sebagai “ Syahrul Maghfiroh “ (bulan ampunan), maka harus kita hiasi dengan meminta ampunan kepada Allah Ta’ala, meminta maaf dan memberikan maaf kepada sesama.

Dengan mempersiapkan dan memprogramkan  aktivitas kita selama bulan suci Ramadhan ini, maka insya Allah akan menghasilkan kebahagiaan. Sedangkan kebahagiaan itu akan lebih terasa istimewa manakala melalui perjuangan dan jerih payah sendiri. Semangkin berat dan serius usaha kita dalam meraih kebahagiaan itu, maka semangkin nikmat kebahagiaan itu kita rasakan. Hal inilah yang dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan.

Pertama, yaitu kebahagiaan ketika ia “ ifthor “ (berbuka). Ini artinya kebahagiaan duniawi, yang didapatkannya ketika terpenuhinya keinginan dan kebutuhan jasmani yang sebelumnya telah dikekangnya, maupun kebahagiaan rohani karena terobatinya kehausan spritualitas dengan siraman-siraman ritualnya dan amal sholehnya.

Kedua, yaitu kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya. Inilah kebahagiaan ukhrowi yang didapatkannya pada saat pertemuannya yang hakiki dengan Al_Khaliq. Kebahagiaan yang merupakan puncak dari setiap kebahagiaan yang ada.

Akhirnya, hikmah-hikmah puasa dan keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan di atas, dapat kita jadikan sebagai media untuk mermuhasabah dan menilai kualitas puasa kita. Hikamh-hikmah puasa dan Ramadhan yang sedemikian banyak dan multidemensional, mengartikan bahwa ibadah puasa juga multidemensional. Begitu banyak aspek-aspek ibadah puasa yang harus diamalkan agar puasa kita benar-benar berkualitas dan mampu menghasilkan nilai-nilai positif yang dikandungnya.

Semoga dengan mempersiapkan diri kita secara baik dan merencanakan aktivitas dan ibadah-ibadah dengan ikhlas, serta berniat “ liwajhillah wa mardhotillah “ (untuk wajah Allah dan keridoan_Nya), maka kita akan mendapatkan kedua kebahagiaan tersebut. Dan semoga kita semua bisa mengisi bulan suci Ramadhan tidak hanya dengan kuantitas harinya, tapi lebih dari pada itu kita juga memperhatikan kualitas puasa kita. Aamiin ya rabbal ‘aalamiin

23 Comments

  1. kunjungan balik pak guru sekaligus ulama 😀
    suka bgt sama kutbahnya…
    apa lagi pada kalimat “Kalau direnungkan tentang kebiasaan umat Islam sekarang ini tentang menu buka dan sahur jauh lebih mewah dibandingkan dengan makanan kesehariannya”…
    kebanyakan kita nggak ada yang sadar yang dengan hal ini :mrgreen:

    salam persahabatan ,-

  2. kunjungan balik.,, awal puasa,, mohon maaf lahir dan batin, maafkan saya atas kesalahan yang sengaja atau di sengaja yach 🙂 salam persahabatan dan sehat selalu selama menjalani ibadah puasa ini, hinga sampai menuju kemenangan,, 🙂

  3. Ya nich, ramadhan udah mau berlalu meninggalkan kita semua, tapi orang-orang yang beruntung di antara kita adalah orang-orang yang mampu mendapatkan keberkahan-keberkahan di bulan suci ramadhan yang telah di sediakan oleh Allah Ta’ala bagi orang yang mau mendapatkannya. Sebaliknya bercana yang besar dan dasyat bagi orang-orang yang tidak mendapatkan apa-apa selama bulan suci ramadhan. Seperti orang-orang yang hanya melihat kereta api berlalu begitu saja di depan matanya… !!!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s