Gambaran Masyarakat Arab Jahiliyah: Kondisi Politik dan Agama


Assalamu’alikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh

SMP Negeri 10 Lahat – Kegiatan MABIT Kelas 9

SMP Negeri 10 Lahat – Kegiatan MABIT Kelas 9

Bismillahir Rahmaanir Rahiim

4.  Kondisi Politik

Kondisi Politik di Jazirah Arab merupakan garis menurun, merendah dan tidak ada tambahan yang mengarah ke atas. Manusia bisa dibedakan antara tuan dan budak, pemimpin dan rakyat. Para tuan – terlebih lagi selain Arab – berhak atas semua harta rampasan dan kekayaan, dan hamba diwajibkan membayar denda.

Baca lebih lanjut

Gambaran Masyarakat Arab Jahiliyah: Kondisi Akhlaq


Assalamu’alikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh

SMP Negeri 10 Lahat - Kegiatan MABIT Kelas 9

SMP Negeri 10 Lahat – Kegiatan MABIT Kelas 9

Bismillahir Rahmaanir Rahiim

3.  Kondisi Akhlaq

Kita tidak memungkiri bahwa di tengah kehidupan masa Jahiliyah banyak terdapat hal_hal yang hina, amoralitas, dan masalah_masalah yang tidak bisa diterima oleh akal sehat dan tidak disukai manusia. Namun meskipun demikian mereka masih memiliki akhlaq_akhlaq yang terpuji, mengundang kekaguman manusia dan simpati. Adapun di antara akhlaq_akhlaq orang masa Jahiliyah adalah sebagai berikut:

Baca lebih lanjut

Gambaran Masyarakat Arab Jahiliyah: Kondisi Sosial


Assalamu’alikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh

SMP Negeri 10 Lahat - Kegiatan MABIT Kelas 9

SMP Negeri 10 Lahat – Kegiatan MABIT Kelas 9

Bismillahir Rahmaanir Rahiim

2.  Kondisi Sosial

Di kalangan Bangsa Arab terdapat beberapa kelas masyarakat, yang kondisinya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hubungan seseorang dengan keluarga di kalangan Bangsawan sangat diunggulkan dan diprioritaskan, dihormati dan dijaga sekalipun harus dengan pedang yang terhunus dan darah yang tertum-pah. Jika seseorang ingin dipuji dan menjadi terpandang di mata Bangsa Arab karena kemuliaan dan keberaniannya, maka ia harus banyak dibicarakan di kalangan kaum wanita. Jika seorang wanita menghendaki, maka ia bisa meng-umpulkan beberapa kabilah untuk suatu perdamaian, dan jika mau ia juga bisa menyalakan api perperangan dan pertempuran di antara mereka. Sekalipun begitu, seorang laki_laki tetap dianggap sebagai pemimpin di tengah keluarga, yang tidak boleh dibantah dan setiap perkataannya harus dituruti. Hubungan laki_laki dan wanita harus melalui persetujuan wali wanita, sehingga wanita tidak bisa menentukan pilihannya sendiri.

Baca lebih lanjut