Metode Ceramah


Writed by:  Hafiz Muthoharoh, S.Pd.I
1.  Metode Ceramah

Yang dimaksud dengan metode ceramah yaitu cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu dengan jalan penuturan secara lisankepada anak didik atau khalayak ramai. Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, dalam mengembangkan dan mendakwahkan agama Islam banyak menggunakan dengan acara berceramah ini. Hal ini tercermin dalam hadits beliau yang berbunyi sebagai berikut :

“Sampaikanlah olehmu walaupun hanya satu ayat”

Jadi cara penyampaian dakwah  disini yaitu dengan cara berceramah secara lisan atau ucapan. Meskipun dakwah secara bil hal (dengan perbuatan) sangat diutamakan dalam Islam, namun ceramah tetap penting.

Ciri yang menonjol dalam metode ceramah, dalam pelaksanaan pengajaran di kelas, adalah peranan gutu tampak sangat dominan. Adapun murid mendengarkan dengan teliti dan mencatat isi ceramah yang disampaikan oleh guru di depan kelas.

Ceramah tepat digunakan :

  1. Apabila guru ingin menyampaikan sejumlah fakta dan pendapat yang tidak tertulis dan tercatat dalam buku catatan atau naskah
  2. Apabila bahan pelajaran yang akan disampaikan cukup banyak, sementara waktu yang tersedia sangat terbatas
  3. Apabila guru seorang pembicara yang baik dan memikat serta penuh antusias
  4. Apabila gutu akan merangkum pokok penting pelajaran yang telah dipelajari, sehingga diharapkan siswa memhami dan mengerti secara gamblang
  5. Jika guru memperkenalkan pokok pelajaran yang baru, dan menghubungkannya terhadap pelajaran yang telah lalu (asosiasi)
  6. Apabila jumlah siswa terlau banyak sehingga bahan pelajaran sulit disampaikan melalui metode lain[1]

Untuk bidang studi Agama, metode ceramah ini tepat digunakan misalnya : jika ingin menerangkan pelajaran mengenai pengertian “keimanan, akhlak” dan lain sebagainya.

Keuntungan Menggunakan Metode Ceramah :

  1. Bahan dapat disampaikan sebanyak mungkin dalam jangka waktu yang singkat
  2. Guru dapat menguasai situasi kelas
  3. Organisasi kelas lebih sederhana dan mudah dilaksanakan
  4. Tidak terlalu banyak memakan biaya dan tenaga.

Kekurangan Menggunakan Metode Ceramah :

  1. Ceramah hanya cenderung mempertimbangkan segi banyaknya bahan pelajaran yang akan dijadikan, dan kurang memperhatikan/mementingkan segi kualitas (mutu) penguasaan bahan pelajaran
  2. Bila situasi kelas tidak dapat dikuasai oleh guru secara baik, maka proses pengajaran akan dapat menjadi tidak efektif. Bahkan dapat berkaitan lebih jauh (misalnya kacaunya situasi proses pengajaran)
  3. Pada metode ceramah proses komunikasi banyak terpusat kepada guru. Dan siswa banyak berperan sebagai pendengar setia. Sehingga proses pengajaran sering dikritik sebagai sekolah dengar, murid terlalu pasirf.
  4. Sulit mengukur sejauh mana penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan itu oleh anak didik
  5. Apabila ceramah tidak mempertimbangkan segi psikologis dan diktatis, maka ceramah dapat bersifat melantur tanpa arah dan tujuan yang jelas.

Langkah-langkah persiapan ceramah :

Dibawah ini ada beberapa langkah-langkah persiapan metode ceramah, yang dapat mempertinggi bobot dan efektivitas ceramah yakni sebagai berikut :

  1. Merumuskan tujuan khusus yang hendak dicapai
  2. Materi ceramah hendaklah disusun secara sistematis
  3. Sikap/penampilan dan gaya bahasa ceramah umumnya dapat meningkatkan dan mendorong serta merangsang perhatian anak didik
  4. Tujuan ceramah untuk memperjelas pengertian siswa mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan, maka alat bantu/alat peraga mesti ditetapkan sebelumnya
  5. Usahakan menanamkan pengertian yang jelas. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan cara memberikan ikhtisar atau kesimpulan, dan mengenai catatan kecil mengenai bahan yang telah diberikan tersebut
  6. Dalam perjalanan agama hendaklah pemakaian metode ceramah ini diselingi dengan metode-metode lain misalnya metodologi audio visual, demonstrasi, tanya jawab dan lain-lainnya
  7. Metode ceramah semestinya hanya sebagai pendukung/pendamping metode-metode lain

[1] Winarno Surachman, Metodologi Pengajaran Nasional, Jammers, Bandung, 1980, hlm 76

Baca Juga : – Tayar Yusuf, Ilmu Praktek Mengajar, Al-Ma’arif, bandung, 1985

– Depag, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta, 1980

Metode Bermain Peran (Role Playing)


Writed by:  Hafiz Muthoharoh, S.Pd.I

Metode bermain peran adalah salah satu proses belajar mengajar yang tergolong dalam metode simulasi. Menurut Dawson (1962) yang dikutip oleh Moedjiono & Dimyati (1992:80) mengemukakan bahwa simulasi merupakan suatu istilah umum berhubungan dengan menyusun dan mengoperasikan suatu model yang mereplikasi proses-proses perilaku. Sedangkan menurut Ali (1996:83) mengemukakan bahwa metode simulasi adalah suatu cara pengajaran dengan melakukan proses tingkah laku secara tiruan.

Metode pengajaran simulasi terbagi menjadi 3 kelompok seperti yang dikemukakan oleh Ali (1996:83) berikut ini ; (1) Sosiodrama : semacam drama sosial berguna untuk menanamkan kemampuan menganalisa situasi sosial tertentu, (2) Psikodrama : hampir mirip dengan sosiodrama . Perbedaan terletak pada penekannya. Sosia drama menekankan kepada permasalahan sosial, sedangkan psikodrama menekankan pada pengaruh psikologisnya dan (3) Role-Playing : role playing atau bermain peran bertujuan menggambarkan suatu peristiwa masa lampau.

Sedangkan Moedjiono & Dimyati (1992:80) juga membagi metode pengajaran simulasi menjadi 3 kelompok seperti berikut ini :
(1) Permainan simulasi (simulation games) yakni suatu permainan di mana para pemainnya berperan sebagai tempat pembuat keputusan, bertindak seperti jika mereka benar-benar terlibat dalam suatu situasi yang sebenarnya, dan / atau berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan peran yang ditentukan untuk mereka, (2) Bermain peran (role playing) yakni memainkan peranan dari peran-peran yang sudah pasti berdasarkan kejadian terdahulu, yang dimaksudkan untuk menciptakan kembali situasi sejarah/peristiwa masa lalu, menciptakan kemungkinan-kemungkinan kejadian masa yang akan datang, menciptakan peristiwa mutakhir yang dapat diperkaya atau mengkhayal situasi pada suatu tempat dan/ atau waktu tertentu, dan (3) Sosiodrama (sociodrama) yakni suatu pembuatan pemecahan masalah kelompok yang dipusatkan pada suatu masalah yang berhubungan dengan relasi kemanusiaan. Sosiodrama memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang timbul dan menjadi perhatian kelompok.

Berdasarkan kutipan tersebut, berarti metode bermain peran adalah metode pembelajaran yang di dalamnya menampakkan adanya perilaku pura-pura dari siswa yang terlihat dan/ atau peniruan situasi dari tokoh-tokoh sejarah sedemikian rupa. Dengan demikian metode bermain peran adalah metode yang melibatkan siswa untuk pura-pura memainkan peran/ tokoh yang terlibat dalam proses sejarah.

Macam-Macam Metode Pembelajaran


Writed by:  Hafiz Muthoharoh, S.Pd.I

Sebagaiman posting sebelumnya, maka kali ini tulisan ini saya buat dengan sederhana hanya dengan tujuan agar mempermudah anda dalam mengetahui dan  memahami tentang berbagai macam metode pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam proses pembejalan, baik di dalam maupun di luar kelas. Adapun beberapa metode yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

1.  Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak disamping menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri.

2.  Metode tanya jawab
Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan dibahas.

3.  Metode diskusi
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama.

4.  Metode belajar kooperatif
Dalam metode ini terjadi interaksi antar anggota kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. Model belajar kooperatif yang sering diperbincangkan yaitu belajar kooperatif model jigsaw yakni tiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk disampaikan atau diajarkan pada teman sekelompoknya.

5.  Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat – alat bantu pengajaran seperti benda – benda miniatur, gambar, perangkat alat – alat laboratorium dan lain – lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain – lain peragaan konsep serta fakta yang memungkinkan.

6.  Metode ekspositori atau pameran
Metode ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.

7.  Metode karyawisata/widyamisata
Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat meransang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar.

8.  Metode penugasan
Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.

9.  Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Metode ini paling tepat apabila digunakan untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan penemuan.

10.  Metode bermain peran
Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah – olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatanm terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama.

Download Buku BSE Tingkat SD/MI


Perhatian: Sebelum mendownload file di bawah ini, maka penting untuk mengisi “Buku Tamu” terlebih dahulu atau tinggalkan komentarnya. jzklh

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya, Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia dengan penuh rasa gembira dan bangga menyuguhkan sejumlah buku teks pelajaran layak-pakai yang hak ciptanya telah dilmiliki Departemen Pendidikan Nasional.

Buku-buku teks pelajaran tersebut tersedia di situs Depdiknas yang diberi nama Situs Buku Sekolah Elektronik yang disingkat BSE atau e-Book. Jumlah seluruhnya saat ini ada empat ratus tujuh (407) judul buku dan Insya Allah setiap tahunnya akan bertambah.

Buku-buku teks pelajaran ini telah dinilai kelayakan pakainya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah ditetapkan sebagai Buku Teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 46 Tahun 2007, Permendiknas Nomor 12 Tahun 2008, Permendiknas Nomor 34 Tahun 2008, dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2008.

Saya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada para penulis yang telah berdedikasi dalam perwujudan buku teks pelajaran sebagai sumber belajar yang sangat berguna bagi kepentingan peserta didik dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya untuk masa depan bangsa yang gemilang.

Buku-buku teks pelajaran yang telah dimiliki hak ciptanya oleh Depdiknas ini dapat digandakan, dicetak, difotokopi, dialihmediakan, dan/atau diperdagangkan oleh perseorangan, kelompok orang, dan/atau badan hukum dalam rangka menjamin akses dan harga buku yang terjangkau oleh masyarakat. Masyarakat dapat pula mengunduh (down load) langsung dari internet jika memiliki perangkat komputer yang tersambung dengan internet, serta menyimpan file buku teks pelajarann tersebut.

Untuk penggandaan yang bersifat komersial, harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Saya berharap melalui Program Masal Buku Murah ini, buku teks pelajaran lebih mudah diakses sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah di luar negeri dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar yang bermutu dan terjangkau.

Selamat belajar. Selamat mereguk ilmu, pengetahuan, dan teknologi melalui Buku Teks Pelajaran yang bermutu dan terjangkau.

Berikut ini adalah beberapa (sebenarnya masih banyak lagi) daftar buku BSE tingkat SD/MI yang dapat anda download:

  1. PKn 1
  2. Ilmu Pengetahuan Sosial 6
  3. Terampil Dan Cerdas Belajar Ilmu 6
  4. Cerdas Pengetahuan Sosial 4
  5. Ilmu Pengetahuan Sosial 4
  6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
  7. Ilmu Pengetahuan Sosial 2
  8. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
  9. Ilmu Pengetahuan Sosial 2
  10. Ilmu Pengetahuan Sosial SD / MI 1
  11. Ilmu Pengetahuan Sosial 1
  12. Gemar Matematika 6
  13. Ilmu Pengetahuan Sosial 1
  14. Ayo Belajar Matematika 4
  15. Cerdas Berhitung Matematika 3
  16. Matematika Untuk SD/MI 1
  17. Dunia Matematika 1
  18. Bahasa Indonesia 6
  19. Bahasa Indonesia 4
  20. Bahasa Indonesia 5
  21. Bahasa Indonesia 3
  22. Bahasa Indonesia 1Belajar Bahasa Indonesia Itu 1
  23. Pendidikan Kewarganegaraan 2
  24. Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI 3
  25. Pendidikan Kewarganegaraan 4
  26. Mari Belajar Kerwarganegaraan SD/Mi 5
  27. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI 5
  28. Pendidikan Kewarganegaraan 6
  29. Ilmu Pengetahuan Alam 4
  30. Ilmu Pengetahuan Alam 5
  31. Indahnya Bahasa dan Sastra Inddonesia 1 1
  32. Pendidikan Kewarganegaraan 6 SD/MI 6
  33. Mengenal Lingkungan Sekitar 2
  34. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI
  35. Ilmu Pengetahuan Sosial 5
  36. Ilmu Pengetahuaan Sosial SD dan MI Kelas V
  37. Ilmu Pengetahuan Alam 1
  38. A.B.I. Asiknya Belajar IPA 1

Untuk download buku BSE klik: http://bse.depdiknas.go.id/

Untuk login klik: http://bse.depdiknas.go.id/pengaturan_user/input_login.php?idbuku=20080723132936&untuk=download

Untuk Daftar menjadi anggota klik: http://bse.depdiknas.go.id/pengaturan_user/entry_user.php