Motivasi Belajar Anak


Oleh: Hermawih Hasan (Berdasarkan cerita nyata dalam sebuah keluarga)

Beginilah cerita seorang ayah pada waktu makan malam, waktu favorit berkumpul keluarga, di mana suami, isteri dan semua anaknya hadir.

Paman papi pertama bernama Bill Gates. Ia telah bisa membuat program komputer dalam usia tiga belas tahun. Program komputer telah membuatnya terobsesi, sehingga ia merelakan kuliahnya di universitas bergengsi di Amerika.

Lain hari, ayah bercerita lagi, paman papi kedua bernama Steve Jobs, anak yang nakal pada waktu muda dan gemar elektronika. Ia meninggalkan kuliahnya dan berhasil dalam tiga industri yang berbeda yaitu musik, komputer dan film animasi.

Hari berikutnya ayah itu bercerita lagi, paman papi ketiga dan keempat bernama Sergey Brin dan Larry Page. Mereka merelakan program doktornya karena obsesinya untuk mengkomersialkan hasil riset mesin pencarinya.

Ayah itu menjelaskan bahwa tidak selamanya cerita_cerita itu disampaikan tanpa gangguan atau komentar negatif. Anak_anaknya sering nyeletuk, “Kok, paman semuanya kaya tetapi papi tidak banyak uangnya,” atau “Pamannya pintar_pintar, kok papi tidak.” atau “Bosan ah, cerita paman melulu.”

Untuk mengurangi kebosanan, di hari yang lain sang ayah tidak bercerita lagi tentang paman_pamannya. Saudara nenek kamu bernama Ibu Teresa. Ketika diragukan niat baiknya untuk menolong ratusan ribu orang yang harus ditolong, ibu Teresa bertanya, mulai dari angka berapa kamu menghitung sampai sejuta? Ibu itu berkata, mulai dari angka satu.

Lain hari ayah itu bercerita lagi, saudara nenek yang lain bernama Grace Murray Hopper. Ia adalah wanita penemu bahasa pemrograman COBOL. Ia adalah nenek pertama yang mendapatkan pangkat Real Admiral dan wanita pertama yang masih bekerja pada usia delapan puluh tahun di angkatan laut Amerika.

Lain hari ayahnya bercerita lagi. Pada suatu hari seorang anak berlari dengan kencang sambil menangis. Ia duduk di bawah pohon yang rindang sambil meratapi nasibnya dan menangis karena selalu saja prestasi sekolahnya jauh di bawah nilai kakaknya. Tanpa sadar ia melihat pemandangan yang indah di mana tetesan air jatuh ke sebuah batu yang sangat besar. Karena penasaran ia mendatangi lebih dekat dan terkejut ketika melihat batu itu berlobang karena tetesan_tetesan air yang kecil itu. Setelah dewasa anak itu menjadi orang yang terkenal jauh melebihi kakaknya karena hasil karyanya.

Begitulah cerita sang ayah kepada anak_anaknya pada setiap acara favorit keluarga, makan malam. Dan sering juga anak-anaknya mengomel, “Ah bosan, pada suatu hari melulu.”

Hasilnya? Masih saja semangat belajar anak_anaknya jauh dari memuaskan yang tentu saja berakibat pada nilai raport mereka. Namun ayah itu tidak bosan_bosannya dan tidak kenal lelah bercerita selama berhari_hari, berbulan_bulan dan bertahun_tahun, walaupun hasil yang diinginkan masih belum kunjung tiba. Stok ceritanya tidak hanya yang di atas, tetapi sering juga cerita_cerita itu diulang_ulang.

Kadang_kadang, kata sang ayah kepada penulis, sering juga ia bernyanyi sebagai ganti bercerita. Nyanyian itu adalah nyanyian yang biasa dilakukan ketika anak sekolah setingkat SD mulai belajar English Grammar. (Pernah dimuat di surat kabar Kompas pada saat menceritakan seorang bintang NBA).

“Good … Better … Best
Don’t let us rest
Until your good becomes your better
And your better becomes your best.”

Ayah itu bernyanyi terus sampai suatu hari salah satu anaknya mulai mengomentari setelah kalimat “Don’t let us rest.”, ” … Ih, capek dech.”

Ayah itu bernyanyi dan bercerita, bernyanyi dan bercerita tanpa kenal bosan dan lelah selama berhari-hari, berbulan-bulan dan bertahun-tahun.

Sampai suatu hari, keajaiban datang kepada anaknya yang sulung, kata sang ayah kepada penulis. Kepala sekolah dibuat kaget dengan lonjakan drastis nilai_nilainya hanya dalam hitungan bulan. Lonjakan nilai anak itu adalah yang paling tinggi di sekolahnya. Penulis memberanikan bertanya, apakah ia ranking pertama? Ah, bukan itu yang penting, jawab sang ayah. Yang penting adalah usahanya untuk mendorong dirinya ke arah potensi terbesarnya, sang ayah menjelaskan lebih lanjut.

Mendengar cerita sang ayah, penulis menjadi sadar dan heran dengan masih banyak orang tua yang tidak atau kurang sabar dalam membimbing anak_anaknya belajar, sehingga banyak yang menggunakan kekerasan atau pemaksaan kehendak dalam memotivasi anak_anak yang masih duduk di tingkat SD.

Itu mengingatkan penulis tentang cerita antara angin dan matahari. Angin dengan kekuatannya mencoba untuk memaksa seseorang agar membuka jaketnya. Semakin angin itu berusaha dengan keras memaksanya, semakin keras orang itu memegang jaketnya agar tidak terbawa angin.

Sedangkan matahari dengan bijak menggunakan kekuatannya membujuk orang itu untuk membuka jaketnya atas keinginan sendiri. Walaupun orang itu sudah berteduh di bawah pohon yang rindang, tetapi panas teriknya matahari membuat orang itu tidak hanya membuka jaketnya tetapi juga bajunya. Matahari memberikan motivasi kepada orang itu, “Agar tidak kepanasan bukalah jaket dan bajumu”.

Penulis menjadi teringat juga tentang cerita angsa dan telur emas dalam buku “The 7 Habits of Highly Effective People” karya Steven R. Covey. Covey menyinggung cerita tentang petani miskin yang menemukan angsa yang menghasilkan telur emas. Karena ketidaksabaran dan keserakahannya, petani itu membunuh angsanya sehingga tidak lagi mendapatkan telur emasnya. Covey kemudian menghubungkan cerita itu dengan P/KP (Produksi dan Kemampuan Produksi).

Penulis menjadi teringat juga tentang teori Montessori dari buku “Kisah Sukses Google” oleh David A Vise dan Mark Malseed, penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Inilah sedikit kutipan tentang teori itu.

“Kami berdua sewaktu kecil sama-sama bersekolah di sekolah yang disebut sekolah Montessori. Sistem pendidikan berdasarkan teori Montessori membiarkan anak-anak mengerjakan apapun yang mereka suka ketika mereka berusia enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas tahun. Namun setelah itu, karena hormon-hormon yang berlimpah pada anak laki-laki selewat usia itu, guru-guru sengaja memberi tugas-tugas ekstra keras kepada mereka. Sebab jika tidak demikian pikiran mereka akan teralihkan.”

Sang Ayah masih terus bercerita dan bernyanyi berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun tanpa kenal lelah dan tanpa berharap terlalu banyak kepada hasil.

Komentar sang ayah tentang hasil mengingatkan penulis pada sebuah buku “From Good to Great” karya Jim Collin di mana ia berkomentar bahwa kegagalan justru terjadi pada kategori orang yang terlalu obsesif dengan hasil yang tidak mempunyai kesabaran dalam usahanya.

Komentar sang ayah tentang hasil mengingatkan juga tentang seorang penulis lain yang suaranya pernah sering terdengar di sebuah radio yaitu, Gede Prama dalam bukunya “Kebahagiaan yang Membebaskan”, penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

“Ada yang menyebut ini dengan emptiness. Sebuah terminologi timur yang amat susah untuk dijelaskan dengan kata-kata manusia. Namun Daini Katagiri dalam Returning to Silence menyebutkan: ‘The final goal is that we should not be obsessed with the result, whether good, bad or neutral.’ Keseluruhan upaya untuk tidak terikat dengan hasil. Itulah keheningan. Sehingga yang tersisa persis seperti hukum alam: kerja, dan kerja. Dalam kerja seperti ini, manusia seperti matahari. Ditunggu tidak ditunggu, besok pagi ia terbit. Ada awan tidak ada awan matahari tetap bersinar. Disukai atau dibenci, sore hari di mana pun ia akan terbenam”

Seorang raja bijak pernah berkata, aku adalah raja di raja dengan kekayaan yang tidak akan pernah disamai oleh siapapun di dunia. Tetapi kekayaan ternyata sia-sia. Aku adalah raja dengan kekuasaan besar. Tetapi kekuasaan ternyata sia-sia. Tetapi aku berkata kepadamu, berbahagialah orang yang makan minum dari hasil kerjanya. Berbahagialah orang yang mencintai pekerjaannya. Kerja dan kerja dan kerja seperti matahari yang pasti terbit dan terbenam.

Sang Ayah masih terus bercerita dan bernyanyi berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun tanpa kenal lelah dan tanpa berharap terlalu banyak kepada hasil.

Penulis menjadi penasaran dengan anak-anak yang lain dari sang ayah, kemudian bertanya, Bagaimana hasilnya dengan anak yang lain? Hasil lagi, hasil lagi, celetuk sang ayah. Mungkin karena tidak tega, sang ayah kemudian meneruskan, setiap anak mempunyai potensi yang berbeda dan hasilnya juga jangan diharapkan sama antara anak yang satu dengan yang lain. Tetapi herannya peningkatan motivasi belajar kedua anak tersebut dimulai di umur yang sama yaitu sebelas tahun.

Sekarang kata sang ayah kepada penulis, justru sang ayah yang takut akan motivasi anaknya karena anaknya sering bangun sebelum pukul empat pagi hari karena selalu cemas hasil belajarnya kurang cukup. Terpaksa ayahnya bernyanyi lagi:

“Good … Better … Best
Don’t let us rest
Until your good becomes your better
And your better becomes your best.”

Usaha terbaikmu anakku, usaha terbaikmu. Setelah melakukan itu jangan cemas akan hasilnya, demikian kata sang ayah kepada anaknya.

Pada waktu makan malam, acara favorit keluarga, sang ayah masih terus bercerita dan bernyanyi berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun tanpa kenal lelah dan tanpa berharap terlalu banyak kepada hasil seperti matahari yang pasti akan terbit dan terbenam.

Motivasi Belajar Menurut Oemar Hamalik


Pembahasan berikut ini, tentang motivasi belajar menurut Oemar Hamalik. Sebenarnya banyak menurut pendapat para ahli pendidikan, khususnya masalah motivasi belajar. Untuk lebih menspesifikkan permasalahan, maka ditulislah dengan judul seperti di atas.

BAB I  PENDAHULUAN

Proses pembelajaran tidak bisa terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi dan menunjang keberlangsunganya. Bagi lembaga pendidikan, setelah menentukan program-progam dan kurikulum pendidikan, haruslah mempunyai prinsip dalam menentukan arah tekhnis pelaksanaan cita-cita dari progam dan kurikulum yang telah dicanangkan. Salah satu penunjang utamanya adalah, adanya motivasi belajar bagi peserta didik yang terstruktur dan terkonstruk dengan baik

Sebelum membahas tentang pengertian dan pembahasan motivasi belajar, kiranya kita perlu membahas terlebih dahulu tentang peninjauan sudut pandang motivasi itu sendiri. Ada dua macam tinjauan tentang motivasi. pertama motivasi dipandang sebagai suatu proses ilmu pengetahuan, dengan ini seorang guru bisa melakukan prediksi terhadap tingkah laku peserta didik, serta dapat diaplikasikan terhadap orang lain. Kedua, sebagai penentu karakteristik seseorang yang bisa menjelaskan karakteristik lainnya.[2]

BAB II PEMBAHASAN

A.  Pengertian Dan Urgensimya

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengambil sebuah contoh ; seorang petani yang mencangkul di sawahnya dari pagi sampai petang tanpa henti. Jika kita perhatikan si petani itu, akan muncul pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita, Mengapa si petani melakukan atau bekerja seperti itu? Atau dengan kata lain, Apakah  yang mendorong si petani berbuat seperti itu? Atau Apakah motif si petani itu?

Dari ilustrasi di atas jelaslah bahwa yang dimaksud dengan motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Atau Motif adalah suatu pernyataaan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.

Pada umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan, dan perangsang (incentive). Tujuan adalah yang menentukan dan membatasi tingkah laku organisme itu.

Sedangkan urgensi daripada motivasi adalah sebagai pendorong, pengerak, dan sebagai suatu pengarah terhadap tujuan. Dengan adanya motivasi, segala bentuk kesimpangsiuran dalam menjalankan suatu aktifitas akan bisa terminimalisir.[3]

B.  Jenis Dan Sifat Motivasi

Para ahli psikologi berusaha menggolong-golongkan motif-motif yang ada dalam diri manusia atau suatu organisme, ke dalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing. Woodworth menggolongkan dan membagi motif-motif tersebut menjadi tiga jenis :

1. Kebutuhan_kebutuhan organis (Organic Motive). Motif ini berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam tubuh (kebutuhan-kebutuhan organis), seperti : lapar/haus, kebutuhan bergerak dan beristirahat/tidur, dan sebagainya.

2. Motif_motif darurat (Emergency Motive). Motif ini timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan yang cepat dan kuat karena perangsang dari luar yang menarik manusia atau suatu organisme. Contoh motif ini antara lain : melarikan diri dari bahaya, berkelahi dan sebagainya.

3. Motif_motif obyektif (Objective Motive). Motif obyektif adalah motif yang diarahkan/ditujukan ke suatu obyek atau tujuan tertentu di sekitar kita. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita (kita menyadarinya). Contoh : motif menyelidiki, menggunakan lingkungan.

Selain pengklasifikasian di atas, Burton menggolongkan/membagi motif_motif tersebut menjadi dua, yaitu motif intrinsik dan motif ekstrinsik.

1. Motif Intrinsik. Motif intrinsik adalah motif yang timbul dari dalam seseorang untuk berbuat sesuatu atau sesuatu yang mendorong bertindak sebagaimana  nilai-nilai yang terkandung di dalam obyeknya itu sendiri. Motivasi intrinsik merupakan pendorong bagi aktivitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan soal. Keinginan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, keinginan untuk memahami sesuatu hal, merupakan faktor intrinsik yang ada pada semua orang .

2. Motif Ekstrinsik. Motif ekstrinsik adalah motif yang timbul dari luar/lingkungan. Motivasi ekstrinsik dalam belajar antara lain berupa penghargaan, pujian, hukuman, celaan atau ingin meniru tingkah laku seseorang.[4]

C.  Prinsip Motivasi Belajar

Belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang mantab serta diakibatkan oleh pengalaman. Belajar adalah suatu hal yang membedakan antara manusia dan binatang.[5] Ada banyak perilaku perubahan pengalaman, serta dianggap sebagai faktor-faktor penyebab dasar dalam belajar. Para ahli pendidikan dan psikolog sependapat bahwa motivasi amat penting untuk keberhasilan belajar.

Pembahasan motivasi belajar tidak bisa terlepas dari masalah-masalah psikologi dan fisiologi, karena keduanya ada saling keterkaitan.[6] Yang perlu di pahami dalam Prinsip-prinsip motivasi belajar adalah sebagai berikut:

Ø        Memuji lebih baik daripada mencela. Perlu diketahui bahwa manusia cenderung akan mengulangi perbuatan yang mendapat pujian atau apresiasi dari pihak lain

Ø        Memenuhi kebutuhan psikologi

Ø        Motivasi intrinsik lebih efektif daripada ekstrinsik

Ø        Keserasian antara motivasi

Ø        Mampu manjelaskan tujuan pembelajaran

Ø        Menumbuhkan perilaku yang lebih baik

Ø        Mampu mempengaruhi lingkungan

Ø        Bisa diaplikasikan dalam wujud yang nyata.[7]

Dalam proses pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar melibatkan pihak_pihak sebagai berikut.

1. Siswa. Siswa bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri untuk meningkatkan motivasi belajar pada dirinya agar memperoleh hasil belajar yang memuaskan.  Motivasi berupa tekad yang kuat dari dalam diri siswa untuk sukses secara akademis, akan membuat proses belajar semakin giat dan penuh semangat.

2.  Guru. Guru bertanggungjawab memperkuat motivasi belajar siswa lewat penyajian bahan pelajaran, sanksi-sanksi dan hubungan pribadi dengan siswanya. Dalam hal ini guru dapat melakukan apa yang disebut dengan menggiatkan anak dalam belajar.[8] Usaha-usaha yang digunakan dalam mengiatkan  adalah :

  • a. Mengemukakan pertanyaan
  • b. Memberi ganjaran
  • c. Memberi hadiah
  • d. Memberi hukuman/sanksi

Kreativitas serta aktivitas guru harus mampu menjadi inspirasi bagi para siswanya. Sehingga siswa akan lebih terpacu motivasinya untuk belajar, berkarya, dan berkreasi.

3.  Orang tua atau keluarga dan lingkungan. Tugas memotivasi belajar bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Selain itu motivasi sosial dapat timbul dari orang-orang lain di sekitar siswa, seperti dari tetangga, sanak saudara, atau teman bermain.[9]

Fungsi keluarga adalah sebagai motivasi utama bagi peserta didik, karena memiliki intensitas yang lebih tingi untuk menanamkan motif-motif tertentu bagi proses pembelajaran anak.[10]

Hal paling mendasar yang digunakan sebagai motivasi dasar dalam islam adalah, pentingnya menanamkan unsur-unsur ideologi dalam proses pembelajaran, sehingga dalam proses perjalanan pembelajaran siswa tidak mengalami kegoncangan jiwa yang bisa menghambat hasil dari pendidikan itu sendiri.[11]

D. problematika motivasi siswa dalam belajar

Pemimpin adalah seorang yang mampu mempengaruhi orang lain, dengan beberapa persyaratan, antara lain, memiliki intelektualitas yang tingi, mampu melakukan hubungan sosial yang baik, kematangan emosional, fisik yang baik, imajiner dan mau berkerja keras. Akan tetapi dalam kenyataan di lembaga pendidikan  kita jarang dijumpai seorang guru yang memiliki kriteria di atas.[12]

Ada beberapa persyaratan yang harus dimaksimalkan dalam memecahkan problematika tersebut, karena dalam kenyataanya manusia selalu mengharapkan adanya nasehat dan petunjuk dari orang lain sebagai bentuk kebutuhan primer dari fitrah manusia itu sendiri.[13] Diantara problematika yang perlu di antisipasi dalam lembaga pendidikan kita adalah:

1.  Kurangnya Memadukan motif-motif kuat yang sudah ada. Misalnya motif untuk menjadi sarjana tidak dipadukan dengan motif untuk menonjolkan diri yang kebetulan ada pada diri siswa agar berhasil dalam belajar.

2.  Tidak adanya kejelasan  tujuan yang hendak dicapai. Semakin jelas tujuan belajar semakin kuat motif untuk mencapainya, setidak_tidaknya semakin efektif berbuat. Oleh karena itu sangat ideal apabila guru merumuskan dengan jelas tujuan belajar.

3.  Tidak adanya rumusan tujuan sementara. Suatu kegiatan yang mempunyai tujuan yang jauh dapat dipenggal-penggal hingga didapat tujuan sementara atau tujuan jangka pendek.

4.  Kurangnya Merangsang pencapaian kegiatan. Semakin dekat tujuan, semakin kuat motif untuk mencapainya. “Kedekatan tujuan” dapat dilakukan dengan membuat tujuan sementara, sebab mencapai tujuan sementara menyadarkan siswa dalam usaha mencapainya.

5.  Tidak adanya situasi persaingan. Pada umumnya dalam diri setiap individu ada usaha untuk menonjolkan diri atau ingin dihargai. Kecenderungan ini dapat disalurkan dalam persaingan sehat di mana guru menciptakan suasana setiap siswa giat berusaha.

6.  Kurangnya menumbuhkan Persaingan dengan diri sendiri. Siswa diberi tugas yang berbeda sehingga siswa itu sendiri yang akan melihat tugas mana yang paling baik hasilnya. Dengan demikian dia dapat mempergunakan upaya yang digunakan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang paling baik hasilnya.

7.  Kurang maksimalnya laporan hasil yang dicapai. Apabila telah selesai pekerjaan siswa maka beritahukan hasilnya sehingga dia semakin giat mencapainya lagi dengan lebih baik. Inilah keuntungan yang utama bila hasil pekerjaan diberitahukan pada setiap orang.

8.  Tidak adanya  contoh yang positif dari pendidik. Guru yang mengharapkan sesuatu dari siswanya harus juga memperlihatkan yang dimintainya itu terpancang dalam diri guru. Dengan demikian siswa menilai guru tersebut bekerja baik. Hal ini menimbulkan kegairahan belajar dalam diri siswa. Lebih jelasnya, seorang guru harus mempunyai strategi pendekatan yang mampu mempengaruhi siswa dalam belajar.[14]

BAB III SIMPULAN

Lembaga pendidikan, sebagai wadah tempat berkumpulnya agen-agen perubahan sosial dan segala perangkatnya, haruslah memiliki prinsip kebersamaan atau kerjasama yang baik antar lembaga dan anggota serta orang-orang yang berkepentingan di dalamnya, tanpa kerjasama yang baik, semua cita-cita yang menjadi tujuan berdirinya lembaga pendidikan ibarat asap yang terlihat tebal akan tetapi mudah sirna dengan sendirinya.

Pemerintah melalui Undang-undang Sisdiknasnya yang menitikberatkan cita-cita luhur pendidikan haruslah menjadi motivator pada pembentukan pribadi yang memiliki kecerdasan akal dan spiritual, dengan menjunjung tinggi prinsip kemanusiaan dan kerjasama yang baik dengan elemen-elemen pendidikan itu sendiri.

Di negara tercinta kita saat ini, Rasa kemanusiaan menjadi satu-satunya kebutuhan utama yang diharapkan mayoritas masyarakat, karena hak mendapat pendidikan yang layak adalah hak dari semua warga negara. Pemerintah kiranya perlu melakukan evaluasi ulang terhadap tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan yang terkesan ekslusif dan hanya bisa dijangkau oleh orang-orang yang kaya saja, Sebagai bentuk rasa tanggung jawab dan kemanusiaan bagi seluruh warga.   Wallohu a’lam bi as-showab


DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Umar 2005 kurikulum dan pembelajaran, PT bumi aksara.jakarta cet 4

____________2005perencanaan pengajaran berdasar pendekatan sistem. PT bumi aksara.jakarta cet 3

Uhbiyah.Nur 1997. ilmu pendidikan islam. Pustaka setia. cet 2. Bandung.

Syalba.Ahmad 1994. at-tarbiyah wa at-ta’lim. Juz 5. maktabah nahdhoh misriyah.cet 10. Kairo.

Fatah Nanang,2004,landasan manajemen pendidikan.PT remaja rosdakarya bandung.

A. supratika.2006. mengugat sekolah. Universitas samanta dharma.

an-Naqib Abdurahman.1994.at-tarbiyah islamiyah al-mu’ashiroh.Daar al-fikr ‘arodhi.cet Kairo.

Ismail,Said 1992, al-ushul al-islami li at-tarbiyah, daar al-fikr al-‘aroby. Kairo.

Muhib bin syah.2005.psiko pendidikan. PT remaja rosdakarya. Bandung.

Footnote:


[1] Mahasiswa semester V Fak. Tarbiyah, jurusan. PAI.  STAI Ma’had Aly AL-HIKAM Malang

[2] Oemar hsmalik 2005 kurikulum dan pembelajaran, PT bumi aksara.jakarta cet 4 hal: 105

[3] Oemar hsmalik 2005perencanaan pengajaran berdasar pendekatan sistem. PT bumi aksara.jakarta cet 3 hal: 154

[4] Ibid. hal : 92

[5] Oemar hamalik log cit. hal:26

[6] Nur uhbiyah.1997. ilmu pendidikan islam. Pustaka setia. cet 2. Bandung. Hal: 21

[7] Oemar hsmalik log cit. hal:109

[8] Ahmad syalba.1994. at-tarbiyah wa at-ta’lim. Juz 5. maktabah nahdhoh misriyah.cet 10. Kairo. hal:256

[9] Nanang fatah,2004,landasan manajemen pendidikan.PT remaja rosdakarya bandung. Hal: 89

[10] A. supratika.2006. mengugat sekolah. Universitas samanta dharma. Hal: 15

[11] Abdurahman an-naqib.1994.at-tarbiyah islamiyah al-mu’ashiroh. Daar al-fikr ‘arodhi.cet 1. Kairo. Hal: 229

[12] Ibid. hal: 33

[13] Said ismail, 1992, al-ushul al-islami li at-tarbiyah, daar al-fikr al-‘aroby. Kairo. Hal: 51

[14] Muhibbin syah.2005.psiko pendidikan.PT remaja rosdakarya. Bandung. Hal: 132

Motivasi Belajar


Pengembangan diri adalah belajar, belajar adalah pengembangan diri. Jika Anda ingin lebih sukses dibanding pencapaian Anda saat ini, kuncinya ialah jangan pernah berhenti belajar. Hanya dengan belajarlah Anda akan berkembang dan menjadi lebih baik. Jadi untuk mengukur sejauh mana Anda bisa berkembang ialah dengan mengukur sejauh mana motivasi belajar Anda. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar?

Kita harus mengenal terlebih dahulu, apa saja yang melemahkan motivasi belajar. Seringkali semua ini hanyalah mitos belaka. Suatu keyakinan negatif yang meracuni diri kita sehingga malas belajar atau tidak memiliki motivasi belajar. Berikut adalah beberapa mitos tersebut:

1. Ah Teori!” Banyak orang yang tidak mau belajar karena mereka tidak suka teori. Menurut mereka teori tidak penting, yang penting adalah praktek. Betul, tidak salah sama sekali. Sehebat apa pun teori yang Anda miliki jika tidak diiringi praktek, maka semuanya akan percuma. Namun saat Anda langsung praktek, maka Anda tetap saja akan belajar, yaitu belajar pada pengalaman Anda sendiri. Anda mungkin akan mencoba-coba mencari yang benar. Belajar kepada pengalaman orang lain yang sudah lebih dulu sukses adalah untuk mengurangi coba-coba Anda, sehingga Anda akan lebih cepat untuk berhasil. Teori saja memang salah. Langsung praktek bisa sering salah. Teori ditambah praktek adalah yang terbaik. Belajarlah.

2. Saya sudah tua, sulit untuk belajar. Tidak ada kata terlalu tua untuk belajar. Kesulitan belajar karena Anda sendiri yang menghentikan belajar sehingga pola pikir kita menjadi berubah, dari pola pikir belajar menjadi pola pikir yang tertutup. Saat kualiah saya melihat banyak dosen yang sudah senior masih tetap membeli buku dan belajar. Mereka sudah tua tetapi masih belajar karena mereka biasa belajar. Jika Anda merasa sulit belajar, biasakanlah belajar meskipun sedikit demi sedikit sampai Anda terbiasa lagi belajar.

3.  Tidak ada waktu. Jika Anda sudah membaca ebook saya Seni Mengelola Waktu, maka Anda tidak akan lagi mengatakan bahwa tidak ada waktu. Alasan tidak ada waktu hanya ilusi belaka. Semua orang memiliki waktu, tetapi mengapa orang lain bisa tetapi Anda tidak? Bukan waktu yang menjadi masalah, tetapi pilihan Anda. Apakah Anda mau memprioritaskan belajar atau tidak?

Inilah tiga hal yang sering menjadi penghambat motivasi belajar. Semua mitos ini sudah terjawab. Dan Anda harusnya sudah mulai mau belajar dengan membaca buku, ebook, mengikuti seminar, pelatihan, dan berbagai cara lainnya untuk mempercepat sukses Anda. Selamat belajar. Yang rajin yaa…

Bagaimana menurut anda??? Silakan untuk dikomentari…

Pentingnya Kata Motivasi


Kata motivasi atau pembangkit semangat sangat banyak dicari orang, termasuk di internet. Artinya, kebanyakan orang menginginkan dirinya dalam kondisi yang selalu termotivasi agar selalu tergerak untuk maju.

Tidak bisa dipungkiri, setiap orang pastinya mengalami pasang surut dalam hal ini. Jika sedang lemah, malas, tidak bersemangat, maka kita harus buru_buru menemukan penawarnya, agar tidak berkelanjutan. Mungkin Anda salah satu diantaranya.

Untuk selalu termotivasi, ada yang menuliskan kata motivasi di dinding kamar, HP, meja kerja, kendaraan, dan sebagainya. Jika hal ini efektif membangkitkan semangat Anda, tidak ada salahnya mencobanya, bukan? Anda bisa menemukan kata  ini dari mana saja. Bisa dari cuplikan buku, internet, nasehat teman, dan sebagainya.

Biasanya, kebanyakan orang besar memiliki perbendaharaan kata motivasi yang melimpah. Itu sebabnya ia terpacu untuk terus maju dan berusaha. Coba perhatikan apa yang pernah mereka tuliskan :

Kata motivasi Thomas A. Edison, yaitu :

  • Saya belum gagal. Saya hanya menemukan 10.000 cara yang tidak akan berhasil.
  • Banyak orang yang sebenarnya sudah sangat dekat dengan sukses tapi sayangnya, mereka kemudian menyerah.
  • Bakat itu adalah 1% ilham ditambah 99% kerja keras

Kata motivasi Jim Rohn, yaitu :

  • “Kata-kata memliki dua hal utama: Mereka menyediakan makanan untuk pikiran dan menciptakan cahaya menuju pemahaman dan kesadaran diri.”
  • “Kata-kata yang dipilih dengan baik, dipadukan dengan emosi yang terukur adalah hal mendasar dalam mempengaruhi orang lain.”
  • “Butuh waktu untuk membangun sebuah usaha. Butuh waktu untuk membangun sebuah kehidupan. Adan butuh waktu untuk tumbuh dan berkembang. Maka, berilah diri Anda, perusahaan Anda, dan keluarga Anda waktu yang mereka butuhkan dan patut mereka dapatkan.”

Kata motivasi Og Mandino, yaitu :

“Saya akan bertahan sampai saya sukses. Saya akan selalu mengambil langkah berikutnya. Bila tidak ada, saya akan mengambil langkah lainnya, dan lainnya. Kenyataannya, satu langkah demi satu langkah tidaklah terlalu susah. Saya tahu bahwa usaha sekecil apapun, yang dilakukan berulang-ulang, akan menyempurnakan segala hal.”

Kata motivasi David Fischman, yaitu :

“Jalan sesungguhnya menuju pengembangan diri bukanlah sebuah keajaiban. Ia lambat dan membutuhkan kekerasan hati, jalan itu dapat dilalui, dan usaha Anda akan mendapatkan hasilnya.”

Kata motivasi Zig Ziglar, yaitu :

“Bila Anda memiliki keyakinan, harapan dan cinta, Anda dapat membesarkan anak yang positif di sebuah dunia yang negatif.”

Kata motivasi mendominasi hampir setiap pelaku bisnis di seluruh penjuru dunia. Dengan kata_kata yang menggugah, maka pengunjung akan terpengaruh untuk melakukan pembelian. Begitupun dalam berbagai seminar dan training.

Maka kata yang menggugah pasti akan selalu membanjir. Anda juga tidak perlu bingung untuk mendapatkan sumber jika merasa perlu suntikan motivasi, majalah, Koran, internet, ceramah, dan masih banyak sumber yang bisa mengobati kehausan Anda.

Pertanyaannya kemudian, seberapa besar pengaruh kata tersebut mampu memberi energi pada diri Anda untuk bertindak?

Bagaimana menurut anda??? Silakan untuk dikomentari…

Pengertian Motivasi


Kata motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkahlaku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu.

Tidak bisa dipungkiri, setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). Lalu, seperti apa pengertian motivasi yang sebenarnya?

Untuk lebih memperjelas pembahasan tentang motivasi, berikut pengertian motivasi menurut beberapa para ahli manajemen sumber daya manusia, di antaranya yaitu:

  • Pengertian motivasi menurut Wexley&Yukl adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
  • Sedangkan menurut Mitchell motivasi mewakili proses_proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan_kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu.
  • Gray lebih suka menyebut pengertian motivasi sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan_kegiatan tertentu.
  • Morgan mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek_aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut, dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut.
  • McDonald memilih pengertian motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi_reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.
  • Chung dan Megginson yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes, menerangkan bahwa pengertian motivasi adalah tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan berkaitan dengan kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan.
  • T. Hani Handoko mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
  • A. Anwar Prabu Mangkunegara, memberikan pengertian motivasi dengan kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja.
  • H. Hadari Nawawi mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar.
  • Lain lagi dengan Henry Simamora, pengertian motivasi menurutnya adalah Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.
  • Soemanto secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.

Dari pengertian_pengertian motivasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.

Bagaimana menurut anda??? Silakan dikomentari…