Tuntunan Shalat


Telah banyak tulisan_tulisan tentang tuntunan shalat yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Namun, sedikit sekali yang memperhatikan keshahihan dan akurasi dalilnya. Inilah salah satu motivasi mengapa tulisan ini diterbitkan. Yakni menyampaikan tata cara shalat yang benar sesuai tuntunan Al_Qur’an dan As-Sunnah yang shahih.

Tulisan ini adalah terjemahan dari salah satu bahasan dalam buku “Syarhu Arkaanil Islaam” (Penjelasan Rukun-rukun Islam) yang ditulis oleh seorang penuntut ilmu dan diberi pengantar oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al_Jibrin.
Sebagai catatan, koreksian tidak saja dilakukan pada tulisan ini, tetapi juga terhadap naskah aslinya yang berbahasa Arab. Di antaranya ada yang salah cetak bahkan dalam penempatan dalil. Mudah_mudahan tulisan ini menuntun kita semua bisa menegakkan shalat sebagaimana yang diteladankan Rasulullah shollallahu’alaihi wa sallam . Aamiin.

Download File Klik : tuntunan-shalat.zip

Tiga Macam Sujud


Writed by:  Hafiz Muthoharoh, S.Pd.I

Berdasarkan berbagai buku yang penulis jadikan sebagai referensi dalam bab ini tentang macam_macam sujud, maka dapat dipastikan bahwa sujud terbagi menjadi tiga macam, yaitu sujud syukur; sujud sahwi; dan sujud tilawah.

Pengertian Sujud Syukur

Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan berkaitan dengan rasa syukur kepada Allah Ta’ala karena mendapat karunia atau terhindar dari suatu marabahaya. Adapun hukum melakukan sujud syukur adalah sunnah. [Lihat Aminuddin, Muhammad Suryono, dan Suradi, Pendidikan Agama Islam Untuk SMP Kelas VII, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hal. 49]

Syaikh Muhammad bin Shalih Al_Utsaimin mengatakan bahwa sujud syukur disunnahkan karena mendapatkan kenikmatan atau keselamatan dari bencana. Hal ini berdasarkan hadits dari Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan sujud, dan beliau sujud lama sekali, kemudian beliau mengangkat kepala beliau sambil bersabda, “Sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam menemuiku dan memberikan kepadaku kabar gembira. Ia berkata: Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala berfirman; Barangsiapa mengucapkan shalawat kepadamu, pasti akan Kuberikan shalawat kepadanya, dan barangsiapa mengucapkan salam kepadamu, akan Kuucapkan salam kepadanya. Maka aku pun bersujud karena bersyukur kepada Allah.” [Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al_Albani dalam kitab Misykatul Mashabih, hal. I/296 hadits no. 937]

Selain itu, ada juga yang meluapkan rasa kegembiraan itu dengan memberikan sedekah atau memberikan makan kepada fakir miskin.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan teladan kepada umatnya, apabila beliau memndapatkan sesuatu yang menggembirakan, maka beliau ber syukur kepada Allah Ta’ala dengan cara sujud syukur. Oleh karena itu, bagi umat Islam yang terbaik untuk dilakukan dalam mengungkapkan kegembiraan itu  adalah dengan sujud syukur.

Dengan demikian, sujud syukur adalah sujud yang dilakukan oleh seseorang sebagai rasa terima kasih kepada Allah Ta’ala setelah mendapatkan hal_hal yang sangat menguntungkan.

Penulis berkata, “Sebagaimana perkataan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ketika memberikan penjelasan terhadap kitab Bulughul Maram hadits no. 372 bahwa sujud syukur itu tidak dilakukan dengan takbir. Itulah asal dari bersujud.”

Oleh karena itu, yang jelas, bahwa karena keberadaannya sebagai sujud untuk bersyukur, maka tidak disyariatkan hal_hal yang disyariatkan dalam sujud shalat. Dan di antara hadits_hadits yang ada tentang sujud syukur, tidak ada yang me nunjukkan adanya syariat untuk bertakbir ketika sujud syukur. Wallahu ‘alam

Tata Cara Sujud Syukur

  1. Berniat di dalam hati (tanpa dilafazkan) untuk sujud syukur
  2. Kemudian sujud dengan membaca tasbih seperti bacaan tasbih dalam shalat biasa.
  3. Kemudian duduk seperti duduk tasyahud akhir tanpa bacaan
  4. Langsung salam

Pengertian Sujud Sahwi

Sujud sahwi adalah melakukan sujud sebanyak dua kali dikarenakan ada hal_hal yang lupa dikerjakan ketika shalat. Hukum sujud sahwi adalah sunnah muakkad (sunnah yang dikuatkan) baik untuk imam maupun orang yang sedang shalat sendirian. Jika hal itu terjadi dalam shalat berjama’ah, maka makmum wajib mengikuti imam melakukan sujud sahwi. Dengan demikian, jika imamnya sujud sahwi, maka makmum harus mengikuti imam dan apabila imam tidak sujud sahwi, maka makmum tidak boleh sujud sahwi sendirian.

Dari Abdullah bin Buhainah, “Kami telah shalat zhuhur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berdiri dan ketinggalan tasyahud awal. Kemu dian di akhir shalat beliau sujud dua kali (sujud sahwi) dan beliau dalam keadaan duduk.” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Al_Bukhari dan Muslim]

Hal_Hal yang Menyebabkan Sujud Sahwi

Hal_hal yang menyebabkan kita melakukan sujud sahwi adalah ketika kita shalat mengalami salah satu hal di bawah ini:

  1. Lupa mengerjakan sesuatu dalam shalat, misalnya ketinggalan tasyahud awal.
  2. Ragu_ragu mengenai hitungan jumlah rakaat shalat yang sudah dikerjakan.
  3. Kelebihan ataupun kekurangan rakaat, ruku, atau sujud karena lupa.

Apabila kita baru teringat sebab_sebab seperti di atas sebelum kita mengucap kan salam, maka sujud sahwinya dilakukan setelah membaca tasyahud akhir sebelum salam. Tetapi jika baru teringat setelah mengucapkan salam, maka sujud sahwinya segera dilakukan seketika itu juga. Hal ini berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan dari Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat Zhuhur lima rakaat. Ketika beliau telah membaca salam (mengakhiri shalat), ada sahabat yang bertanya kepada beliau: Apakah (rakaat) shalat sudah ditambah?  Beliau berbalik ber-tanya; Ada masalah apa? Sahabat menjelaskan: Engkau shalat lima rakaat, maka beliau melaksanakan sujud dua kali (sujud sahwi).” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Al_Bukhari dan Muslim]

Tata Cara Sujud Sahwi

  1. Sujud pertama ketika selesai membaca tasyahud akhir sebelum salam.
  2. Membaca bacaan sujud sahwi, yaitu “Subhaana mal laayanaamu wa laa yashuuw (Maha Suci Allah yang tidak tidur dan tidak pula lupa).”
  3. Bangun dari sujud dengan membaca bacaan yang sama dengan bacaan ketika duduk di antara dua sujud dalam shalat.
  4. Sujud kedua dengan bacaan yang sama dengan bacaan sujud pertama.
  5. Bangun dari sujud kedua.
  6. Langsung salam.

Pengertian Sujud Tilawah

Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan ketika membaca atau mendengar ayat_ayat sajadah dalam bacaan Alquran.

Keutamaan Sujud Tilawah

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seorang anak Adam membaca ayat As_ Sajadah lalu ia bersujud, maka setan akan menyingkir sambil menangis dan berkata: Sungguh celaka dia (dalam riwayat lain disebutkan, sungguh celaka aku) karena anak Adam itu diperintahkan untuk bersujud lalu ia bersujud dan akhirnya masuk surga. Sementara aku dahulu diperintahkan untuk bersujud, namun aku membangkangnya, sehingga aku pun masuk neraka.” [Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Al_Iman, hadits no. 81]

Hukum Sujud Tilawah

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum sujud Tilawah. Imam Abu Hanifah dan para sahabatnya serta yang sependapat dengan mereka berpandangan bahwa hukum sujud Tilawah adalah wajib. Berdasarkan firman Allah Ta’ala surat Al_Insyiqaq ayat 20-21 sebagai berikut:

Mengapa mereka tidak mau beriman?an apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud, [QS. Al_Insyiqaq (84): 20-21]

Mereka menjelaskan bahwa ayat ini adalah kecaman, dan kecaman itu hanya ditujukan kepada orang yang meninggalkan yang wajib. Dan karena bentuknya adalah sujud sebagaimana yang terdapat dalam shalat, maka hukumnya juga wajib sebagaimana wajibnya shalat.

Sementara itu, Imam Malik, Asy_Syafe’i, demikian juga pendapat Umar bin Al_Khaththab dan anaknya, yaitu Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma berpendapat bahwa hukum sujud Tilawah adalah sunnah muakkad, tidaklah wajib. Diriwayatkan dengan shahih dari Umar bin Al_Khaththab radhiyallahu ‘anhu pada suatu hari membaca surat An_Nahl di atas mimbar. Sehingga ketika sampai pada ayat as_sajadah, beliau turun dan bersujud, maka orang_orang pun ikut bersujud. Pada hari Jum’at berikutnya, beliau kembali membaca surat tersebut. Ketika sampai pada ayat as_sajadah beliau berkata, “Wahai kaum muslimin, sesungguhnya kami melewati ayat as_sajadah, barangsiapa yang ingin bersujud, ia telah melaksanakan kebaikan, dan barangsiapa yang tidak bersujud, tidak ada dosa baginya.” Dan Umar pun ketika itu tidak bersujud. Dalam lafaz lain disebutkan, “Sesungguhnya Allah tidak mewajibkan kita untuk bersujud, kecuali bila kita menghendaki.” [Hadits shahih, diriwayatkan oleh Al_Bukhari dalam kitab Sujudul Quran, hadits no. 1077]

Dengan demikian, hukum sujud tilawah adalah sunnah muakkad, tidaklah wajib. Karena kalau hukum sujud tilawah wajib, maka pasti Umar akan bersujud lagi.

Jumlah dan Letak Ayat_Ayat Sajadah

Di dalam Alquran ayat_ayat as_sajadah ada lima belas (15) tempat, yaitu:

1. Surat Al_’Araf ayat 206, yang artinya adalah sebagai berikut :

Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan Hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud. [QS. Al_’Araf (7): 206]

2. Surat Ar_Ra’d ayat 15, yang artinya adalah sebagai berikut :

Hanya kepada Allah_lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari. [QS. Ar_Ra’d (13): 15]

3. Surat An_Nahl ayat 50, yang artinya adalah sebagai berikut :

Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). [QS. An_Nahl (16): 50]

4. Surat Al_Isra’ ayat 109, yang artinya adalah sebagai berikut :

Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’. [QS. Al_Isra’ (17): 109]

5. Surat Maryam ayat 58, yang artinya adalah sebagai berikut :

Mereka itu adalah orang-orang yang Telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang Telah kami beri petunjuk dan Telah kami pilih. apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah kepada mereka, Maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. [QS. Maryam (19): 58]

6. Surat Al_Hajj ayat 18, yang artinya adalah sebagai berikut :

Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? dan banyak di antara manusia yang Telah ditetapkan azab atasnya. dan barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakan nya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang dia kehendaki. [QS. Al_Hajj (22): 18]

7. Surat Al_Hajj ayat 77, yang artinya adalah sebagai berikut :

Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. [QS. Al_Hajj (22): 77]

8. Surat  Al_Furqan ayat 60, yang artinya adalah sebagai berikut :

Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha Penyayang”, mereka menjawab:”Siapakah yang Maha Penya yang itu? apakah kami akan sujud kepada Tuhan yang kamu perintahkan kami(bersujud kepada-Nya)?”, dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman). [QS. Al_Furqan (25): 60]

9. Surat An_Naml ayat 26, yang artinya adalah sebagai berikut :

Allah, tiada Tuhan yang disembah kecuali Dia, Tuhan yang mempunyai ‘Arsy yang besar”. [QS. An_Naml (27): 26]

10. Surat As_Sajadah ayat 15, yang artinya adalah sebagai berikut :

Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud[1192] seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. [QS. As_Sajadah (32): 15]

11. Surat Shaad ayat 24, yang artinya adalah sebagai berikut :

Daud berkata: “Sesungguhnya dia Telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini”. dan Daud mengetahui bahwa kami mengujinya; Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat. [QS. Shaad (38): 24]

12. Surat Fussilat ayat 38, yang artinya adalah sebagai berikut :

Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka(malaikat) yang disisi Tuhanmu bertasbih kepada_Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu_jemu. [QS. Fushshilat (41): 38]

13. Surat An_Najm ayat 62, yang artinya adalah sebagai berikut :

Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia). [QS. An_Najm (53): 62]

14.  Surat Al_Insyiqaq ayat 21, yang artinya adalah sebagai berikut :

Dan apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud, [QS. Al_Insyiqaq (84): 21]

15. Surat Al_’Alaq ayat 19, yang artinya adalah sebagai berikut :

Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan). [QS. Al_’Alaq (96): 19]

Tata Cara Sujud Tilawah

  1. Berniat di dalam hati untuk sujud tilawah
  2. Sujud satu kali sambil membaca, “Sajada wajhiya lilladziyy kholaqohu wa showwarohu wa syaqqo sam’ahu wa bashorohu bihawlihi wa quwwatihi fatabaarokallahu ahsanul khooliqiin (Wajahku sujud kepada Tuhan yang menciptakannya dan membentuknya, yang membukakan pendengaran dan penglihatannya dengan upaya dan kuasa_Nya. Maka Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik).”
  3. Duduk
  4. Membaca salam

Demikianlah pembahasan seputar macam-macam sujud kali ini. Saya memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan nama-nama_Nya yang agung dan sifat-sifat_Nya yang mulia agar menjadikan amalan saya yang sedikit ini menjadi amalan yang berkah dan ikhlash semata-mata karena mengharapkan wajah_Nya yang mulia, serta menjadikan sarana pendekat kepada surga_Nya bagi penulis, penerbit, pembaca, dan orang-orang yang berpartisipasi dalam menyebarkan tulisan ini.

Saya juga memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar tulisan ini bermanfaat bagi saya dan semua orang yang membutuhkannya. Sesungguhnya Allah-lah sebaik_baik tempat memohon dan semulia_mulia tempat berharap.