Lima Mata Pelajaran Diujikan Dalam UN SMK


Sumber: http://www.depdiknas.go.id/

Jakarta, – Lima mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu Matematika Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Teori Kejuruan serta Praktik Kejuruan. Ujian ini dilaksanakan dengan dua tahapan, yang pertama, tahap ujian Praktik kejuruan yang dilakukan di masing-masing sekolah dipandu oleh mitra industri. Ujian praktik kejuruan dilaksanakan sebelum UN Utama. Tahap kedua adalah UN Utama meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Teori Kejuruan.

“Praktik Kejuruan termasuk mata uji bukan embeded tetapi termasuk pembagi rata-rata sehingga ada nilai praktik, nilai teori, nilai bahasa Indonesia, nilai bahasa Inggris dan nilai matematika”, kata Joko Sutrisno, selaku Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Kementerian Pendidikan Nasional dalam memberikan keterangan Pers di lantai 13 gedung E, Kementerian  Pendidikan Nasional, pada Selasa, (26/01).

Pada penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) Tahun Pelajaran 2009/2010 mata pelajaran kompetensi keahlian teori kejuruan dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran yang diujikan di UN Utama pada jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK). Pada pelaksanaan UN sebelumnya, mata uji teori kejuruan merupakan prasyarat untuk melakukan ujian praktik.

“Rencananya pada saat itu akan dijadikan sebagai salah satu mata uji, tetapi belum memungkinkan waktunya. Sekarang sudah kita siapkan jauh-jauh hari. Itu (teori kejuruan) memang bagian dari mata uji,” kata Joko Sutrisno.

Joko Sutrisno juga menjelaskan bahwa untuk soal Praktik Kejuruan dirancang sedemikian rupa sehingga berlaku secara menyeluruh, dan yang pasti tidak mengujikan sesuatu yang tidak diajarkan, sesuai dengan standar isi yang sudah disahkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

“jadi tidak perlu ada kekawatiran apa yang akan diujikan, sehingga pada prinsipnya materi ini secara kurikulum diajarkan dan juga memperhatikan range kemampuan kompetensi siswa, jadi bukan soal yang sulit sekali dan juga bukan soal yang sederhana tetapi yang proporsional sesuai dengan tingkatan peserta uji”, tambah Joko Sutrisno.

Joko Sutrisno menyampaikan, ujian praktik kejuruan, yang dilaksanakan sebelum ujian teori, rencananya akan dilaksanakan pada 15 Februari 2010. “Ujian praktik dilakukan secara individu, tidak ada lagi ujian grup, kalau dulu ada ujian proyek kelompok sekarang tidak lagi, supaya kita memang bisa memastikan bahwa anak ini bisa bekerja,” katanya.

Joko menyebutkan, untuk pembelian bahan ujian praktik akan didukung dari anggaran Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) sebanyak Rp 180.000,00 per siswa setelah ada tambahan pagu dari anggaran sebelumnya Rp 120.000,00. Dana ini disalurkan melalui mekanisme dekonsentrasi ke pemerintah daerah. Dia menambahkan, alokasi dana BOMM ini ditujukan untuk 3,2 juta siswa SMK dari total 3,6 juta siswa SMK. “Jadi nanti kita bagi secara proporsional, ” katanya.

Peserta UN dinyatakan lulus jika memenuhi standar kelulusan UN memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. Khusus untuk SMK nilai ujian praktik kejuruan minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung nilai rata-rata UN.

Jadwal UN SMK Tahun Pelajara 2009/2010 mata pelajaran Bahasa Indonesia, UN Utama, Senin, 22 Maret 2010, UN Susulan, Senin, 29 Maret 2010; Bahasa Inggris, UN Utama, Selasa 23 Maret 2010, UN Susulan, Selasa, 30 Maret 2010.; Matematika, UN Utama, Rabu 24 Maret 2010, UN Susulan 31 Maret 2010; dan Teori Kejuruan, UN Utama, Kamis, 25 Maret 2010, UN Susulan, Kamis, 1 April 2010.

Jadwal UN Ulangan SMK mata pelajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan pada Senin, 10 Mei 2010; mata pelajaran Bahasa Inggris, Selasa, 11 Mei 2010; mata pelajaran Matematika, Rabu, 12 Mei 2010; dan mata pelajaran Teori Kejuruan pada Jumat, 14 Mei 2010. (AND) -Sidiknas-

Membangun Peradaban Melalui Tradisi dan Kebiasaan


Sumber :  http://www.depdiknas.go.id/

Jakarta, “yang mau kita bangun adalah peradaban, peradaban itu bisa dibangun melalui budaya, budaya itu bisa dibangun melalui tradisi, tradisi itu bisa dibangun melalui kebiasaan-kebiasaan, karena kebiasaan-kebiasaan ini akan menjelma menjadi budaya, tradisi terus ujungnya menjadi peradaban sehingga kita tidak boleh membiasakan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik sehingga nanti ujung-ujungnya akan menjadi budaya kita sendiri”, kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, saat membuka acara Sarasehan Nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, di Hotel Bidakara, Kamis, (14/01).

Dalam sambutannya, Mendiknas mengatakan bahwa ada banyak kebiasaan-kebiasaan, budaya-budaya yang belum kita tumbuh kembangkan salah satu diantaranya adalah budaya apresiatif konstruktif.”biasakan kita itu untuk memberikan apresiasi kepada siapapun yang memberikan kontribusi positif baik itu lingkup kecil maupun lingkup besar, kenapa ini menjadi penting, kebiasaan memberikan apresiasi itu akan membangun lingkungan untuk tumbuh suburnya orang yang berprestasi itu”, katanya.

Budaya berikutnya yang perlu dikembangkan, kata Mendiknas, adalah obyektif komprehensif. Mendiknas berpendapat, perlu mentradisikan melihat segala sesuatu secara utuh. Budaya berikutnya yang perlu dikembangkan adalah rasa penasaran intelektual atau intellectual curiosity dan kesediaan untuk belajar dari orang lain.

Pada acara yang sama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional, Mansyur Ramli, selaku penanggungjawab kegiatan sarasehan mengatakan bahwa Program Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini  merupakan salah satu program dari delapan program kementerian pendidikan nasional dalam program 100 hari kabinet bersatu jilid II.

“Program ini pada hakekatnya bertujuan untuk menyusun kebijakan, strategi dan program pendidikan untuk meningkatkan dan menguatkan budaya, jati diri dan karakter bangsa, khususnya peserta didik pada semua jenjang pendidikan dan semua jalur pendidikan yang diharapkan dapat diimplementasikan dalam kurikulum serta proses pembelajaran sesuai dengan kultur dan kebhinekaan bangsa kita”, kata Mansyur Ramli.

Peserta yang hadir sekitar kurang lebih 183 orang terdiri dari berbagai kalangan antara lain adalah tokoh masyarakat, pemuka agama, tokoh pendidikan, budayawan, dan juga pejabat pemerintah. Dalam acara ini juga menghadirkan tiga pembicara yaitu pertama,  Prof. Dr. Yahya Muhaimin, beliau disamping tokoh pendidikan, budayawan, pemuka agama, tetapi beliau juga adalah mantan menteri pendidikan nasional. kedua, Prof. Dr. Frans Magnis Suseno (Romo Magnis) dan ketiga, KH. Abdullah Syukri Zarkasi, pengembang pondok pesantren Gontor.

Dalam rangakaian Program Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, pada Kamis, (14/01) malam harinya juga akan diselenggarakan pagelaran budaya dari kelompok musik kiai kanjeng dan ainun najib yang juga merupakan salah satu ikon budaya bangsa, di plasa insan cendekia gedung A, Kementerian Pendidikan Nasional, Senayan. (AND) -Sidiknas-