SMP Negeri 10 Lahat Menyelenggarakan Ulangan Semester Program Muatan Keagamaan


program tahfizhul quran SMPN 10 LahatLAHAT – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) sebagian sudah berakhir proses belajar mengajar di tahun pelajaran 2014/2015 ini, namun berbeda dengan SMP Negeri 10 Lahat yang kali masih berlangsung ulangan semester genap untuk program muatan keagamaan.

Saat lahatonline menyambang Sabru (13/6), RIDUAN Waka Kesiswaan mengatakan “Ulangan SMP Negeri 10 Lahat ini ulangan materi reguler yang telah dilaksanakan pada tanggal 11 sampai 13 denngan materi muatan keagamaan seperti halnya materi mengenai setoran hapalan al-Qur’an, Tilawah, Bahasa Arab, dan Muhadharoh. Hal ini sebagai pembeda SMP Negeri 10 Lahat dengan SMP lainnya. Dan ulangan tersebut diikuti pleh siswa kelas 7 dan 8 dengan jumlah siswa 460 sorang” ceritanya.

Ditambahka oleh Riduan, “Dimana SMP Negeri 10 Lahat untuk siswa kelas IX telah berakhir dan juga ada beberapa siswa kita yang telah memasuki ke SMAN melalui jalur prestasi seperti ke SMAN 4 Lahat sebanyak 7 orang siswa, dan ada juga ke SMAN lainnya tinggal tunggu hasil pengumuman test yang berlangsung diselenggarakan tanggal 11 Juni 2015 kemarin. Dan terpaling penting lagi SMP Negeri 10 Lahat akan memprogram kedepan untuk mata pelajaran tahfizhul qur’an untuk tahun pelajaran 2015/2016 nanti akan diajarkan oleh dua guru sekaligus dalam satu pertemuan itu tidak lain bertujuan untuk mencapai target supaya siswa dengan cepatnya menghapal dan bisa membaca Al-qur’an” katanya.

ARIF HIDAYAT, M.Pd.I kepala SMP Negeri 10 LAHAT menambahakan, ”Untuk SMP Negeri 10 Lahat ini telah banyak mengantongi Prestasi Olimpiade berberapa hari lalu kemarin atelit telah berangkat ke Palembang guna mengikuti O2SN. Alhasil kabar terbaik telah didapat oleh atelit SMP Negeri 10 Lahat ini dengan cabang olahraga lompat jauh, tolak peluru, putra putri pencak silat mendapatkan juara 1 dan ada juga di ajang FL2SN puisi juga juara 1 dan diselenggarakan oleh BLH lomba lukis nomo 1 juga diraih oleh siswa SMPN 10 Lahat ini suatu kebanggahan” pungkasnya Arif. (Mirhan)

http://lahatonline.com/22139-smpn-10-lahat-laksanakan-ulangan-materi-reguler.html

Lulus SMP Negeri 10 Lahat, Hapal Alquran Juz 30


Logo SMP Negeri 10 Lahat

Logo SMP Negeri 10 Lahat

Sebanyak 130 peserta didik SMP Negeri 10 Lahat tahun pelajaran 2014-2015 dikembalikan kepada orangtua dalam acara pelepasan peserta didik kelas IX angatan ke tujuh di Hotel Grand Zuri Lahat, Sabtu, 30 Mei 2015.

Penuh rasa kebersamaan acara yang dipandu oleh peserta didik dengan nuansa Islami tanpa meninggalkan karakteristik modernisasi saat ini, membuat tamu undangan takjub dan kagum, terlebih Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lahat mengapresiasi pencapaian sekolah yang memadukan sistem pendidikan dengan organisasi sekolah sehingga keselarasan baik guru, tata usaha, peserta didik dan warga sekolah lainnya terjalin dengan baik dan harmonis.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lahat, Drs. Sutoko, M.Si mengatakan, “Saya mengapresiasi pencapaian yang telah dilakukan SMP Negeri 10 Lahat saat ini, selain peletakan pondasi yang kuat hingga saat ini keselarasan sistem kegiatan pembelajaran di sekolah harmonis, terlebih lagi dipadukan dengan nuansa Islam yang kental dalam mendidik anak bangsa.”

Lebih lanjut beliau menyampaikan, “Semoga SMP Negeri 10 Lahat terus dapat bersaing dalam menuju sekolah bernuansa Islami, terlebih lagi apa yang telah dilakukan SMP Negeri 10 Lahat yang telah berhasil meluluskan para peserta didik penghapal Alquran juz 30 – mereka adalah peserta didik yang telah diuji hapalannya secara menyeluruh dan mendapatkan kategori “A”, yaitu hapalan lancar dan bacaan baik sesuai dengan tajwid – ” Selain itu, beliau menuturkan, “Bahwa bagian dari keberhasilan SMP Negeri 10 Lahat dalam mendidik pesera didik adalah adanya gagasan sendiri yang lahir dari peserta didik untuk mengumpulkan seragam sekolah mereka untuk disumbangkan pada yang berhak, terutama untuk keperluan peserta didik kelas VII dan VIII, hal tersebut patut dicontoh oleh sekolah-sekolah lainnya.” Oleh karena itu, beliau mengajak kita semua untuk bersama-sama mengawal peserta didik untuk membentuk penerus bangsa yang sholeh/sholeha, mandiri, aktif, cerdas dan terampil.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 10 Lahat, Bapak H Arif Hidayat, M.Pd.I mengatakan, “Pelepasan peserta didik kelas IX angkatan ke-VII SMP Negeri 10 Lahat Tahun Pelajaran 2014-2015 telah dibekali dengan pendidikan pengetahuan dan pedoman agama Islam serta diyakini bahwa peserta didik akan lulus 100 persen.”

Bapak H Arif Hidayat, M.Pd.I juga mengatakan, “Selain meluluskan 130 peserta didik, diantaranya sebanyak 11 orang telah khatam menghapal Alquran juz 30. Kita terus berharap peserta didik terus mengembangkan prestasinya, baik prestasi akademik maupun meningkatkan ilmu agama.”

Akhirnya semoga SMP Negeri 10 Lahat menjadi SMP yang terdepan di Kabupaten Lahat, baik bidang akademik maupun nilai-nilai keagamaannya. Amiin!

Pelepasan Peserta Didik Kelas IX Angkatan ke-VII SMP Negeri 10 Lahat


Pelepasan Siswa Kelas IX SMP Negeri 10 Lahat

Pelepasan Siswa Kelas IX SMP Negeri 10 Lahat

Bertempat di Hotel Grand Zuri Lahat, Sabtu (30/5/2015) peserta didik kelas IX angkatan ke-VII tahun pelajaran 2014-2015, SMP Negeri 10 Lahat resmi dilepas dengan dikembalikan kepada orangtua masing-masing. SMP Negeri 10 Lahat melepas 130 peserta didik, 11 orang diantara peserta didik tersebut telah khatam menghapal juz 30 (juz ‘amma), dan terendah peserta didiknya telah mampu menghapal 27 surat Alquran dari target hapalan sebanyak 30 surat Alquran, yaitu QS. An-Naas sampai QS. Al-Buruuj.

Suasana acara yang dihadiri wali siswa kelas IX dan tamu undangan, khususnya dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lahat, terbalut dalam nuansa keakraban silaturrahim, terlebih lagi menampilkan berbagai suguhan menarik dari kemampuan para peserta didik SMP Negeri 10 Lahat.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lahat, Drs. Sutoko, M.Si mengungkapkan, “SMP Negeri 10 Lahat adalah salah satu sekolah unggul disamping sekolah lainnya, hal tersebut adalah keberhasilan semua warga sekolah yang berhasil memadukan sistem pendidikan akademik dan nuansa keislaman. Saya apresiasi SMP Negeri 10 Lahat yang telah berhasil memadukan memadukan sistem pendidikan akademik dan nuansa keislaman, terlebih telah berhasil melahirkan peserta didik yang khatam menghapal Alquran juz 30, disamping peserta didiknya lebih berkarakter, sholeh, mandiri, aktif, cerdas dan terampil.” Ungkapnya.

Atau yang lebih kami kenal dengan SMART, yaitu sholeh, mandiri, aktif, cerdas dan terampil.

Workshop Psikologi Keluarga dan Outbond SMP Negeri 10 Lahat


11051737_806097679482284_9009204693939495386_nApapun jenisnya, outbound – dengan berbagai jenis petualangan (adventure) dan permainan (games) yang biasa dijalankan – sebenarnya memiliki manfaat yang beragam, di antaranya: (1)   komunikasi efektif (effective communication), (2)   pengembangan tim (team building), (3)   pemecahan masalah (problem sulving), (4)   kepercayaan diri (self confidence), (5)   kepemimpinan (leadership), (6)   kerja sama (sinergi), (7)   permainan yang menghibur dan menyenangkan (fun games), (8)   konsentrasi/fokus (concentration), dan (9)   kejujuran/sportivitas.

Sekilas, outbound memang terkesan sebagai aktifitas santai-santai belaka, gimana engga? Abis, aktifitasnya berkutat diseputar permainan yang seru dan menyenangkan, dilakukannyapun dalam suasana santai. Namun, jangan sampai kita meremehkan kegiatan satu ini, soalnya dibalik image santai dan funnya ada segudang manfaat dari outbound  loh.

Beberapa contohnya, bisa mempererat kekompakan antar karyawan, tahu sendiri hampir semua kegiatan outbound selalu dilakukan berkelompok. Untuk menyelesaikan suatu tantangan dibutuhin banget tuh yang namanya kerjasama tim. dengan terciptanya semangat kerjasama dan senasib sepenanggungan, maka rasa solidaritas akan muncul dengan sendirinya. outbound training juga dapat menghilangkan jarak (gap) antara atasan dan bawahan, maupun pegawai baru dan pegawai lama yang ampir terjadi disetiap instansi swasta maupun pemerintah,. kalaw senior dan junior berada dalam satu tim, mau ga mau mereka “dipaksa” harus bisa bekerjasama dan melakukannya bersama-sama. yang mungkin tadinya dikantor hanya sekedar tahu nama dan ada rasa sungkan antara atasan dan bawahan begitupun sebaliknya, dijamin setelah outbound akan bisa akrab dari sebelumnya.

Beragam tingkat kesulitan dalam permainan juga dapat membangun sikap pantang menyerah dan menumbuhkan sikap percaya diri peserta, terutama saat mereka bisa menyelesaikan tantangan atau game yang diberikan. Keberanian dalam menghadapi tantangan dan resiko dengan sendirinya akan terbangun selama peserta mengikuti outbound.

Oleh karena itulah, Keluarga Besar SMP Negeri 10 Lahat mengadakan outbound sekaligus workshop Psikologi Keluarga di Kebun Binatang Wari, Lahat Sumatera Selatan.

Pencak Silat SMP Negeri 10 Lahat Kembali Meraih Prestasi


Pencak Silat SMPN 10 LahatAlhamdulillah, lagi-lagi peserta didik SMP Negeri 10 Lahat mengharumkan nama baik sekolah dengan meraih berbagai prestasi, salah satunya adalah ekstrakulikuler pencak silat.

Kali ini tak tanggung-tanggung, karena pada perlombaan Pencak Silat yang diselenggarakan oleh Himpunan Seni Silat Indonesia (HIMSSI) pada hari Senin tanggal 22 Maret 2015 di Perumnas Slawi, sebagian besar peserta didik yang dikirim (baik per-orangan maupun beregu) berhasil menyabet 6 piala dalam berbagai kategori.

Adapun prestasi yang telah diraih peserta didik SMP Negeri 10 Lahat pada acara tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Azmi Mustaqin, Biliyanto, Fajri, Rico dan Dika (Juara 1 Beregu Putra)
  2. Margareta, Maina, Bella, Delta dan Maya Rosiana (Juara 1 Beregu Putri)
  3. Helda (Juara 2 Kelas A Putri)
  4. Anggi Friady (Juara 3 Kelas B Putra)
  5. Maina Wahyuni (Juara 3 Kelas B Putri)
  6. Maya Rosiana (Juara 3 Kelas D Putri)

Akhhirnya, semoga prestasi demi prestasi yang telah diraih oleh peserta didik SMP Negeri 10 Lahat menjadi penyemangat bagi warga sekolah untuk terus meningkatkan kompetensinya dalam rangka mengantarkan lulusan SMP Negeri 10 Lahat menjadi Insan yang Sholeh, Mandiri, Aktif, Cerdas, dan Terampil (SMART). Amiin ya Rabbal ‘Aalamiin!

Peserta Didik SMP Negeri 10 Lahat Meraih Mendali Perunggu di FLS2N, Tingkat Provinsi


Pencak Silat SMPN 10 LahatLahat, Sumsel, jurnalsumatra.com – Dua peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 10 Lahat, meraih mendali perunggu pada ajang Festival Lomba Senin Siswa Nasional (FLS2N), tingkat Provinsi.

Dengan kebehasilan kedua peserta didik atas nama Rico Davela dan Siti Aisyah ini, membuktikan bahwa olahraga pencak silat masih diminati oleh kalangan pelajar di Kabupaten Lahat. Dimana, kedua pelajar tersebut mendapatkan juara ketiga dalam ajang FLS2N, tingkat Provinsi.

“Atas keberhasilan yang diraih oleh dua peserta didik ini, setidaknya telah membuktikan jika olahraga pencak silat masih eksis di bumi Seganti Setungguan (Sebutan untuk Kabupaten Lahat). Sebelumnya, kedua peserta didik ini meraih juara pertama FLS2N di tingkat Kabupaten. Lalu dilanjutkan ke tingkat Provinsi, dan berhasil meraih juara ketiga,” terang Kepala Sekolah (Kepsek) SMP Negeri 10 Lahat, H Arif Hidayat, M.Pd.I

Baca lebih lanjut

Penerimaan Peserta Didik Baru SMPN 10 Lahat


PPDB SMPN 10 LahatAssalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP Negeri 10 Lahat Tahun Pelajaran 2015-2016

SMP Negeri 10 Lahat merupakan penegerian SMP Terpadu Islamic Center Lahat berdasarkan Surat Keputusan Bupati Lahat No. 167/Kep/Pendik/2008 tanggal 4 April 2008 yang diantara keputusan tersebut pada poin ketiga berbunyi: “Kepada SMP Negeri yang dimaksud dalam diktum pertama disamping mempunyai kewajiban sebagaimana yang dimaksud pada diktum kedua juga diharapkan tetap memelihara kekhususannya sebagai SMP Terpadu Islamic Center Lahat selama tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Atas dasar keputusan tersebut eksistensi SMP Negeri 10 Lahat melalui visi  dan misinya selain melaksanakan kurikulum yang berlaku secara nasional, juga menyelenggarakan Pembelajaran Keagamaan (Keislaman). Hal ini sejalan dengan arahan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat, SMP Negeri 10 Lahat ditetapkan sebagai Sekolah Khusus Bernuansa Keislaman. Adapun program pembelajarannya meliputi Bahasa Arab, English Class, Fiqih, Tilawah, Muhadarah, dan Tahfizul Qur’an dengan waktu belajar lebih panjang dibanding sekolah reguler lainnya.

Baca lebih lanjut

Indonesia Kirim Dosen Muda Untuk Mendalami Pendidikan Matematika Realistik di Belanda


Jakarta, Melalui program beasiswaStuderen in Nederland (StuNed), Indonesia mengirimkan 13 dosen muda untuk mendalami pendidikan matematika realistik selama 12 bulan di Freudenthal Institute, University of Utrecht, Belanda.

Para dosen dilepas secara resmi pada hari Jumat, (05/02) kemarin, oleh Marrik Bellen, Direktur Nuffic-Neso Indonesia didampingi oleh Direktur Ketenagaan Dikti Bapak Muchlas Samani di kantor Direktorat Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, Senayan, Jakarta. Yang sebelumnya selama 8 bulan terakhir para dosen tersebut belajar bahasa Inggris dan mata kuliah dasar pada Program Magister Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana di Unsri Palembang sebanyak 7 orang dan di Unesa Surabaya sebanyak 6 orang.

Para dosen tersebut terdiri dari sepuluh orang perempuan dan tiga orang pria yang direkrut oleh Institut pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ITB dari sepuluh universitas yang tersebar di Indonesia.

Program Master Pendidikan Matematika Realistik (PMR) atau International Master Program om Mathematics Education (IMPoME) adalah hasil kerjasama cost sharing antara Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) dan Nuffic-Neso Indonesia. Setelah selesai mendalami pendidikan di Utrecht, mereka akan kembali ke Indonesia untuk melakukan penelitian selama enam bulan dan kegiatan penelitian ini akan dibiayai oleh beasiswa Dikti.

Program ini bertujuan untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan matematika di sekolah dasar di Indonesia dengan memberikan beasiswa kepada para dosen pendidikan matematika di lembaga pendidikan keguruan untuk mempelajari PMR atau Realistic Mathematics Education (RME) dinegeri asalnya Belanda, dimana salah satu ahlinya adalah Hans Freudenthal.

“Keikutsertaan peserta dalam program pendidikan ini merupakan bentuk kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap Belanda, baik sebagai tempat referensi dan pengetahuan tentang pendidikan matematika. Ilmu dan pengalaman yang akan didapatkan dapat diterapkan sesuai dengan kondisi di Indonesia. Matematika menjadi pelajaran yang mudah dimengerti dan menyenangkan.” demikian sambutan Marrik Bellen, Direktur Nuffic-Neso Indonesia.

Program IMPoME ini merupakan kerjasama pertama antara Neso dan Dikti yang direncanakan berlangsung kurang lebih 5 tahun dengan tujuan utamanya adalah untuk mendukung program implementasi dan diseminasi PMRI yang telah tersebar di 18 provinsi yang terbukti dapat membuat anak menjadi senang dengan matematika yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran matematika di sekolah. Selain itu, program ini diharapkan dapat meningkatkan mutu program studi pendidikan matematika di Unesa dan Unsri karena dapat bekerjasama dengan University Utrecht yang merupakan universitas terbaik di belanda dan masuk di jajaran 50 besar dunia.

Sumber: https://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/20/indonesia-kirim-dosen-muda-untuk-mendalami-pendidikan-matematika-realistik-di-belanda/

Rapat Koordinasi Kementerian Pendidikan Nasional


Bogor, Kementerian Pendidikan Nasional menyelenggarakan Rapat Koordinasi Kementerian Pendidikan Nasional yang diselenggarakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, Kementerian Pendidikan Nasional, Bojongsari, Depok, Bogor, pada Jumat, (05/02).

Rapat Koordinasi (Rakor) dibuka langsung oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Muhammad Nuh dan diikuti sebanyak 213 orang dari jajaran pejabat eselon I, II, III di lingkungan unit utama Kementerian Pendidikan Nasional.

Dalam sambutannya, Mendiknas Menjelaskan bahwa namanya pendidikan itu irreversible proces yaitu proses yang tidak bisa dikembalikan lagi artinya hasil pendidikan kalau ada kecacatan misalnya aja yang tidak punya tata krama, yang mana ada kesalahan pada waktu ngajar tidak bisa ditarik sekolah lagi karena itu proses irreversible.

“Karena ini proses irreversible maka kita harus hati-hati didalam mulai merancang kurikulumnya, mengembangkan metodologinya sampai dengan implementasi dilapangannya, itu kita harus hati-hati betul dan kita tidak boleh melakukan eksperimen-eksperimen tanpa didasari kajian-kajian akademik secara komprehensif”, jelas Mendiknas.Rakor

Menurut Mendiknas bahwa maksud dari Rakor kali ini disamping membangun silahturahmi dan meningkatkan ownership (rasa kepemilikan), tetapi juga tidak adanya gap/perbedaan dalam menyampaikan ide-ide kreatif yang muncul antara eselon I, II dan III dengan tanpa ada tekanan dan kesungkanan.

Mendiknas juga menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang menarik dan perlu dicermati yaitu yang pertama, tentang Ujian Nasional (UN), “meskipun pelaksananya UN adalah BSNP tetapi kita tetep ikut karena urusan pendidikan tidak bisa di buat demarkasi yang jelas”, kata Mendiknas.

“Oleh karena itu kita harus bersama-sama, kita semua tidak hanya litbang tetapi kita semua ikut menjadi corong-corong atau pelaku-pelaku untuk menghantarkan agar UN itu yang pertama prestasinya bagus, tapi tidak cukup hanya bagus prestasinya tetapi dijiwai oleh perilaku kejujuran sehingga prestasi dan jujur itu melekat satu kesatuan”, jelas Mendiknas.

Yang kedua, tentang renstra, “sebenarnya sudah mengamanatkan tentang akhlak mulia, tentang metodologi yang berbasis kreativitas, inovatif dst, tetapi kenapa masih banyak orang yang menanyakan seakan-akan metodologi yang kita kembangkan itu tidak berbasis pada kreativitas, inovasi dan lainnya”, kata Mendiknas.

“Oleh karena itu kita butuh momentum apa yang disarankan oleh kelompok 3 tentang pentingnya kampanye masih untuk membangkitkan kesadaran kolektif bagi masyarakat luas tentang pentingnya akhlak mulia, kepribadian dan seterusnya”, tambah Mendiknas.

Yang terakhir, mengenai tata kelola yang ujungnya nanti adalah akuntabilitas. “Kalau kita bicara akuntabilitas kalau tidak ada sesuatu yang riil ukurannya yang resonable maka agak susah”, kata Mendiknas. “Oleh karena itu kami berterima kasih kepada bapak-ibu semuanya dan pada kita semuanya yang mempunyai tekad untuk menggeser wajar dengan pengecualian ke wajar tanpa pengecualian”, tambahnya.

Mendiknas mengatakan bahwa berikutnya lagi terkait dengan tata kelola yaitu mengenai pentingnya ketepatan/akurasi/presisi perencanaan karena segala itu awalnya ditentukan didalam perencanaan kalau perencanaannya bagus insyaalloh hasilnya bagus, kalau perencanaan tidak bagus tapi hasilnya bagus itu namanya mukjizat.

Mendiknas berharap, mumpung sekarang ini kita masih punya kesempatan untuk meningkatkan kualitas perencanaan kita, yang mana ujungnya kita memberikan layanan yang baik, baik layanan institusi, layanan kesiswaan maupun layanan ke masyarakat dan orientasi kita adalah orientasi kepuasan publik bukan semata-mata kepuasan kita diknas. “Kita boleh berat tapi publik puas tidak apa-apa memang yang jauh lebih baik adalah kita senang dan publik juga senang oleh karena itu intervensi teknologi menjadi keharusan, menata kembali prosedur  mekanisme sistem yang berlaku di diknas harus di berlakukan dan peningkatan SDM mutlak harus dilakukan, kalau itu bisa dilakukan pekerjaan seberat apapun, insyaalloh kita jawab dengan baik”, katanya.

Mendiknas juga berharap para pejabat di lingkungan Kementrian Pendidikan Nasional agar memperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan pembangunan pendidikan 2010-2014, yaitu: patuh hukum (legal compliance), terbuka (transparan), dapat dipertanggungjawabkan (accountable), dilaksankan dengan cepat dan hati-hati (prudent), dan mengikuti azas manfaat (benefical).

Rakor ini membahas masalah kebijakan pendidikan yang terbagi dalam empat kelompok, yaitu: Kelompok I: Realisasi Anggaran 2010, Peningkatan Akuntabilitas (WTP), dan Rencana RKP 2011 (Sesjen dan Irjen). Kelompok II: Persiapan UN yang bisa dipercaya/langkah-langkah persiapan UN 2010 (Kabalitbang dan Ketua BSNP). Kelompok IIIReview (isi) dan Pengembangan Karakter Jati Diri (Dirjen Dikti dan Dirjen PMPTK). Kelompok IV: Peningkatan Kualitas Layanan, meliputi: instasi, pendidik dan tenaga kependidikan, serta siswa (Dirjen Mandikdasmen dan Dirjen PNFI).

Sumber: https://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/20/rapat-koordinasi-kementerian-pendidikan-nasional/

Kemendiknas Minta Tertibkan Lembaga PNFI


Bandung, Rabu (3 Februari 2010)–Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) meminta untuk menertibkan lembaga-lembaga di lingkungan Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI). Semua aparat yang menangani PNFI diminta untuk memastikan bahwa lembaga-lembaga itu bukan lembaga virtual. Lembaga yang hanya melaporkan nama lembaganya, tetapi sebenarnya tidak melakukan apa-apa.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal (Dirjen PNFI) Kemendiknas Hamid Muhammad saat membuka Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Program Tahun 2010 di Hotel Grand Pasundan, Bandung, Jawa Barat, Rabu (3/2/2010).

“Tolong ini dicek betul. Kami betul-betul ingin menertibkan semua lembaga-lembaga PNFI agar PNFI bisa dipercaya, trusted, dan semua orang respect terhadap PNFI,” kata Hamid dihadapan 500 orang peserta rakor.

Hamid menyampaikan, saat ini makin banyak animo masyarakat yang ingin mendirikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dia meminta agar keinginan masyarakat tersebut dikontrol. “Jangan asal memberikan izin untuk (mendirikan) PAUD sepanjang standar pelayanan minimal tidak terpenuhi,” tegasnya.

Hamid menyebutkan, dari 29,8 juta anak usia 0-6 tahun separuhnya sudah terlayani. Dua pertiga dari jumlah tersebut, kata dia, dilayani oleh PAUD nonformal, sedangkan sepertiganya dilayani oleh PAUD formal seperti taman kanak-kanak dan raudhatul athfal. “Kita harus bersungguh-sungguh untuk menekankan layanan PAUD itu betul-betul memenuhi standar layanan minimal,” katanya.

Hamid juga meminta untuk memantau proses pembelajaran dan kegiatan di lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan. Dia berharap, semua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan memastikan proses pembelajaran terjadi dan peserta didik benar-benar belajar. “Jangan sampai kita menyiapkan anggaran yang cukup besar untuk penuntasan wajib belajar sembilan tahun, tetapi tidak memberikan pengalaman belajar yang benar kepada anak-anak kita,” ujarnya.

Pembenahan lain yang perlu dilakukan, kata Hamid, adalah pada lembaga kursus dan pelatihan. Hamid menyebutkan, saat ini tercatat 11 ribu lebih lembaga kursus yang mengantongi nomor induk lembaga. “Masih akan kita verifikasi apakah lembaga ini betul-betul lembaga yang operasional dan bisa memberikan layanan pendidikan yang baik, tetapi yang ingin saya tekankan betul agar dipastikan sama seperti pada pendidikan kesetaraan, dipastikan bahwa kursus yang kita bina itu kursus yang kredibel,” katanya.

Ke depan, kata Hamid, Kemendiknas hanya akan membina, mengembangkan, dan memfasilitasi lembaga-lembaga yang memenuhi persyaratan minimum. “Selebihnya lembaga-lembaga on off itu dikasih pilihan. Dibina lebih lanjut dua sampai tiga tahun sampai betul-betul memenuhi standar atau disarankan memilih bidang lain sebagai core bisnisnya, sehingga tidak mengganggu layanan lembaga kursus seperti yang kita harapkan ini,” katanya.***

Sumber: https://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/20/kemendiknas-minta-tertibkan-lembaga-pnfi/